JAKARTA (Pos Sore) — Guru Besar Fakultas Pertanian Universitar Gajah Mada Yogyakarta, Azwar Maas, mengungkapkan ketahanan pangan Indonesia terancam pasca terjadinya bencana banjir.
Ketergantungan terhadap beras impor ikut memperparah kondisi ketanahanan pangan di masa datang. “Kita butuh lembaga khusus yang berada langsung di bawah presiden sebaga solusi tepat mengatasi masalah ini,” ungkapnya, Minggu (9/2).
Berdasarkan laporan dari Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Karawang, sekitar 28 kecamatan di Karawang terkena banjir. Akibatnya sekitar 9.698 hektare area pertanian teknis dan 15.761 hektare lahan persemaian terendam banjir.
Bahkan sekitar 15.761 ha lahan persemaian telah rusak terendam banjir. Padahal rencana tanam pada 2014 diperkirakan mencapai 97.000 hektar.Sementara tanaman umur 1-8 hari juga telah terendam. Tentunya hal ini bakal mengganggu produksi pangan nasional 2014.
Menurutnya, sejauh ini ketergantungan impor bahan pangan pokok seperti kedelai, jagung, daging dan lainnya sangat tinggi.Ini membuktikan kegagalan pemerintah menciptakan ketanahan pangan nasional.
Selama ini ia menilai, isu ketahanan pangan sudah menjadi komoditas politik. Banyak pihak merasa, berwenang melaksanakan. Birokrasi yang diciptakan justru menghambat upaya mencapai ketahanan pangan nasional.
“Terlalu banyak lembaga dan kementerian yang terlibat. Tidak ada koordinasi.Kebijakan satu kementerian tidak didukung oleh kementerian lainnya dan sering overlap (tumpang tindih).”
Contohnya, sistem perairan di Indonesai dipegang perbagai lembaga atau kementerian seperti Kementerian Pertanian, Kementerian PU, Kementerian BUMN dan sebagainya.
Akibatnya kebijakan yang dihasilkan tidak jelas karena tidak ada sinkronisasi antar kementerian tersebut.”Kita mestinya meniru Filipina yang mengurus irigasi secara terintegrasi.(fitri)