MINNEAPOLIS (Pos Sore) — Ini kabar gembira bagi polisi wanita di Amerika. Departemen Kepolisian Saint Paul di negara bagian Minneapolis membolehkan polisi wanita (polwan) untuk memakai jilbab selama bertugas. Keputusan itu disambut gembira badan penganjur Islam terkemuka, CAIR cabang Minneapolis.
“Kami memberi selamat kepada Pimpinan Smith dan Departemen Kepolisian St. Paul karena menciptakan sebuah lingkungan eksklusif untuk karyawan muslim,” ujar Direktur Eksekutif CAIR cabang Minneapolis Lori Saroya.
“Putusan ini akan mendorong lebih banyak wanita muslim untuk mau mengabdi kepada masyarakat melalui karir di kepolisian,” tambahnya. Pada Sabtu pekan lalu, Kadra Mohamed diakui sebagai wanita Amerika pertama keturunan Somalia yang bergabung dalam Departemen Kepolisian St. Paul.
Kadra Mohamed diakui di gedung Distrik Barat Kepolisian selama seremoni kelulusan untuk kaum muda yang baru lulus dari Akademi Polisi Yunior Afrika Timur. Kadre adalah polwan pertama Amerika keturunan Somalia di departemen itu. “Saya ingin memberi model peran untuk orang lain, terutama wanita keturunan Somalia,” ujarnya.
Ia menghubungi kepolisian St. Paul beberapa bulan lalu untuk mencari informasi agar dapat menjadi polisi. Namun ia merasa prihatin karena tak boleh memakai jilbab selama bertugas.
Lalu, pada Desember lalu, departemen kepolisian di Edmonton, Ontario menyetujui pilihan bagi polwan muslim untuk memakai jilbab. Sersan Polisi St. Paul, Tina Kill mengatakan pihak kepolisian setempat telah menghubungi kepolisian Edmonton dan mereka memberikan masukan tentang jilbab yang sesuai dipakai selama berdinas.
Hasilnya adalah seragam polisi disertai jilbab yang dipakai Kadre dalam seremoni kelulusan akhir pekan lalu. Menurut Saroya, wanita muslim yang berjilbab memiliki keyakinan bahwa jilbab adalah pakaian yang wajib dipakai sesuai syariah dan permintaan untuk melepasnya dama saja dengan melepas baju. Sekalipun tidak ada data resmi, AS dihuni hampir tujuh juta orang muslim.(onislam/meidia)