JAKARTA (Pos Sore) — Berdasarkan hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2013, menunjukkan 30% rumah tangga di Indonesia memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional. Sebanyak 77% di antaranya memanfaatkan jenis pelayanan kesehatan tradisional keterampilan tanpa alat dan 49% memanfaatkan ramuan.
Sementara itu, hasil Riskesdas 2010 menunjukkan 60% penduduk Indonesia di atas usia 15 tahun menyatakan pernah minum jamu dan 90% di antaranya menyatakan merasakan manfaat dari minum jamu tersebut.
Namun demikian, pemakaian jamu atau obat herbal diharapkan memenuhi kaidah empat tepat dan satu waspada (4T+1W) yaitu, tepat penggunaan, tepat pemakaian, tepat obat herbal, tepat dosis dan cara pemberian, serta waspada efek samping.
Dalam rangka pengembangan tradisi jamu menjadi obat herbal 4T+1W tersebut, Kementerian Kesehatan merasa perlu memberikan pelatihan dan peningkatan kapasitas dokter dalam pelayanan Medik Herbal.
Sebanyak 25 dokter peserta pelatihan, yang berasal dari 25 provinsi di Indonesia, mendapatkan kesempatan untuk meninjau langsung fasilitas Research and Development, serta fasilitas produksi obat herbal dengan standar mutu tinggi di PT. SOHO Global Health, Jakarta, Senin (30/1).
Made Dharma Wijaya, Executive Vice President Supply and Operations, SOHO Global Health, mengatakan, sebagai salah satu pioneer pengembangan dan produksi obat herbal modern, pihaknya sangat mendukung program dari Kementerian Kesehatan tersebut.
“Kami sangat senang menerima kunjungan yang dikoordinasikan Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Kementerian Kesehatan ini,” ujarnya.
Dikatakan, fasilitas R&D dan Fasilitas Produksi SOHO sudah mendapatkan sertifikasi CPOB (Cara Pembuatan Obat Yang Baik), CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) dari Badan POM dan sistem manajemen Mutu ISO 9001:2008.
“Semoga kami sebagai produsen dalam negeri dapat turut memberikan kontribusi dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional, antara lain dapat dimasukkannya obat herbal dalam formularium nasional dan dalam turut serta berpartisipasi aktif dalam membangun kemandirian bangsa dalam obat herbal yang bermutu, sesuai dengan program pemerintah, terutama PP 6/2016,” harapnya.
Dalam pengembangan obat herbal, SOHO mengembangkan pendekatan ‘Seed to Patient’. Ini untuk memastikan proses pengembangan, mulai dari bibit atau seed sampai menjadi obat yang diterima pasien atau konsumen dilakukan dengan proses yang ketat sehingga menghasilkan produk berkualitas tinggi secara konsisten. (tety)