AL-QUDS (Pos Sore) — Masyarakat Palestina khawatir atas meningkatnya jumlah tempat ibadah Yahudi — sinagog — di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa. Mereka cemas karena keberadaan sinagog ini dapat mengubah demografi Al-Quds dalam upaya Israel untuk menerapkan “realita yang menyesatkan”.
“Mengitari Masjid Al-Aqsa dengan berbagai sinagog Yahudi adalah kebijakan lama Israel untuk memberlakukan realita baru di daerah itu,” kata Ahmad Qurei, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Kepala Departemen Urusan Yerusalem PLO.
“Tujuannya adalah untuk menciptakan tempat baru dimana koloni Yahudi punya kesempatan untuk membagi tempat ibadah suci itu dalam hal waktu ibadah dan tempat ibadah,” tambahnya.
“Mengitari Masjid Al-Aqsa dengan berbagai sinagog Yahudi adalah kebijakan lama Israel untuk memberlakukan realita baru di daerah itu.”
Berbagai laporan menyebutkan ada sekitar 100 sinagog dan sekolah ultraortodoks Yahudi yang dibangun mengelilingi kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Yerusalem yang diduduki Israel.
Menurut seorang pejabat Institut Al Aqsa untuk Al Waqf dan Warisan, pembangunan sinagog di sekeliling kompleks Masjid Al-Aqsa adalah bagian dari rencana untuk yudaisasi Al-Quds.
“Sejak beberapa tahun terakhir, Israel telah membangun dua sinagog besar yang hanya berjarak beberapa puluh meter dari Masjid Al-Aqsa dan sinagog ketiga kini sedang dibangun,” papar Mahmoud Abu Al Attah, koordinator media institut Al-Aqsa.
“Sinagog Jewel akan menjadi pusat baru bagi koloni Yahudi di sekitar Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur,” tambah Al Attah.
Sinagog-sinagog ini untuk mengakomodasi orang-orang Yahudi berhaluan keras, para pendeta Yahudi dan mahasiswa pascasarjana ultraortodoks.
Pemerintah Israel bahkan menyetujui rencana pembangunan sinagog di sekitar Al-Aqsa. Menurut Qurei, Israel telah menyetujui kucuran dana sebesar jutaan shekel untuk membangun sebuah sinagog. Pembangunan ini bakal memicu kemarahan dan aksi protes bangsa Palestina.
Bahkan ratusan rumah orang Palestina telah dibuldozer aparat keamanan Israel. Beberapa hari lalu, sebuah kompleks yang termasuk di dalamnya sebuah masjid, beberapa gedung apartemen dan media centre telah dibuldozer pasukan Israel.
“Walikota Yerusalem menyetujui konstruksi di daerah itu tapi kementerian dalam negeri Israel menentangnya,” tandas Abu Ghaliya, pemilik kompleks itu seperti dikutip kantor berita Maan.
Kompleks Mmilik Abu Ghaliya dihancurkan tanpa pemberitahuan lebih dulu kepada penghuninya. Aksi semena- mena ini dilakukan setelah berbagai upaya keras Yahudi selama 18 tahun untuk mendapat izin pembangunan kompleks itu yang akhirnya disetujui walikota.
Data PBB menunjukkan pada 2013 lalu, Israel telah merobohkan lebih dari 500 rumah orang Palestina di wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki.
Sekitar 20 persen rumah orang Palestina yang dirobohkan di kawasan AL-Quds adalah rumah yang didanai berbagai kelompok bantuan internasional.
Al-Aqsa adalah kiblat pertama orang muslim dan tempat ibadah suci ketiga setelah Kabah di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.(onislam/meidia)