16 C
New York
13/10/2024
Aktual

Jembatan HM Soeharto dan Tien Soeharto Wujudkan Kesejahteraan Rakyat Boalemo

BERTEPATAN dengan dua tahun pemerintahan Bupati Boalemo Drs H Rum Pagau dan Wakil Bupati Boalemo Lahmudin Hambali yang dilantik pada 1 Februari 2012, digelar kegiatan yang bersifat peduli rakyat.

Kegiatan ini hasil karya nyata yang dapat memicu terwujudnya kesejahteraan masyarakat, yaitu peresmian Jembatan HM Soeharto dan Tien Soeharto, kemarin.

Bupati Boalemo Drs H Rum Pagau mengungkapkan, jembatan megah yang terbentang di jalan poros utama trans Sulawesi yang menghubungkan antara Provinsi Gorontalo dan Provinsi Sulawesi Tengah itu, dirancang oleh putra Makassar Dani Pomanto.

Pembangunan jembatan yang jadi bagian dari pembenahan infrastruktur kota serta pembangunan jalan bypass Jenderal Besar Soeharto itu menelan anggaran kurang lebih Rp 3 miliar yang jika dikontrakkan jumlahnya menjadi Rp 12 miliar.

Hadir pada acara tersebut Menko Kesra HR Agung Laksono bersama isteri Ny. Amelia Wenas, Putri mantan Presiden HM Soeharto yang juga Pembina Yayasan Supersemar Siti Hediati Soeharto, Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono, Sekretaris Yayasan Damandiri Dr Subiakto Tjakrawerdaja, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Wakil Gubernur Gorontalo, mantan Gubernur Gorontalo Fadel Mohamad, Bupati Boalemo Drs H Rum Pagau, Wakil Bupati Boalemo Lahmudin Hambali, Walikota Makassar Dani Pomanto, anggota DPR RI Roem Kono dan anggota DPD RI Hana Hasanah serta undangan lainnya.

“Semasa hidupnya beliau sangat gigih memperjuangkan kemakmuran, keadilan dan kesejahteraan masyarakat.”

Menurut Rum Pagau, infrastruktur ekonomi daerah yang lebih dulu dibenahi antara lain pelebaran jalan dan pembangunan jembatan yang memadai.

Hal ini dimaksudkan agar lebih banyak orang datang ke Boalemo terutama kalangan investor. Mereka tentu bisa membawa stimulus bagi kesejahteraan melalui peningkatan pendapatan masyarakat serta kemajuan daerah ini.

Pembangunan jembatan di Kabupaten Boalemo yang mengambil nama HM Soeharto dan Tien Soeharto menurutnya bagian dari penghargaan kepada para pejuang. “Saya ingin menghargai jasa-jasa para pendahulu, para pejuang. Sedikit apa pun jasanya, apalagi yang kita ketahui bersama semua kepala negara presiden kita semuanya berjasa kepada negara.”

Ia menyebut mulai dari Bung Karno yang berjasa sebagai bapak proklamator, lalu Pak Harto yang mempimpin Indonesia selama 32 tahun. “Kita bisa lihat perkembangan selama 32 tahun sangat luar biasa.”

Rum Pagau menyebut Pak Harto membuat Indonesia sebagai negara berpendapatan sangat rendah menjadi negara yang berpendapatan menengah. “Itu dicapai pada masa Pak Harto sejak beliau menjabat pada 1967, dan pada 1978 sudah bisa dicapai.”

“Mudah-mudahan polemik yang ada di Pusat, mata mereka bisa terbuka, hati mereka terbuka untuk menerima itu. Saya memberikan yang terbaik pada saat ini bekal untuk anak cucu kita.”

Kurang lebih dalam rentang waktu 11 tahun, kondisi minim sudah bisa berubah. “Bukan semudah membalikkan telapak tangan tapi itu kenyataan. Beliau sudah mendapat predikat dari seluruh bangsa ini jadi Bapak Pembangunan Nasional. Keinginan saya mulai dari kepemimpinan Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Ibu Mega, Gus Dur dan Pak SBY, mereka tidak perlu dicaci maki. Mereka ini manusia biasa, kalau ada kekhilafan itu adalah lumrah. Tapi marilah jasa-jasa mereka yang telah membangun bangsa ini harus kita hormati dan kita hargai,” ujar Rum Pagau.

Ia menambahkan karena kabupaten ini baru, pihaknya membuat perda penamaan jalan di seluruh Kabupaten Boalemo. “Saya waktu itu pimpinan DPRD hanya mengambil satu nama Pak Harto untuk diabadikan menjadi nama jalan di Kabupaten Boalemo. Itu Jalan Jenderal HM Soeharto, itu sudah kami buat tahun 2008. Jalannya karena dulu masih berkelok-kelok maka saat ini saya lebarkan dan saya luruskan dan itulah Jalan Jenderal HM Soeharto, lebarnya 30 meter yang saya bangun dan jalan akses utama untuk Boalemo,” urainya.

Bupati Boalemo berharap tidak hanya kepada masyarakat Boalemo tapi seluruh komponen masyarakat, agar tidak boleh lagi mencaci maki para pendahulu termasuk Pak Harto. “Mudah-mudahan polemik yang ada di Pusat, mata mereka bisa terbuka, hati mereka terbuka untuk menerima itu. Saya memberikan yang terbaik pada saat ini bekal untuk anak cucu kita. Yang saya bangun pada hari ini bukan untuk kepentingan saya, bukan untuk kepentingan bupati dengan wakil bupati, tapi adalah untuk kepentingan masa depan Boalemo,” ungkap bupati.

Ia juga menegaskan meski di Jakarta masih terjadi pro-kontra tentang pemberian nama Jalan Merdeka Barat menjadi Jalan HM Soeharto, yang pasti menjadi cita-cita membangun Boalemo, membangun Indonesia dari Boalemo.

“Banyak mendapatkan SMS dari tokoh masyarakat Gorontalo yang merindukan kepemimpinan HM Soeharto. Tidak banyak bicara, apa yang diaspirasikan oleh rakyat langsung dikerjakan oleh Pak Harto.”

Menko Kesra HR Agung Laksono memberikan apresiasi atas peresmian Jembatan HM Soeharto. “Jembatan ini dibiayai oleh APBD, padahal jalan poros ini adalah jalan nasional. Salut dan terima kasih kepada DPRD dan Pemerintah Kabupaten Boalemo. Peresmian jembatan yang menggunakan nama besar keluarga HM Soeharto patut kita dukung dan syukuri,” ujarnya.

Pemberian nama almarhum HM Soeharto dan Tien Soeharto sepantasnya diberikan untuk mengenang ketokohan dari mantan Presiden RI kedua yang lebih dikenal dengan Bapak Pembangunan Indonesia.

“Sebagai warga Jakarta saya dan ibu merasa malu Kabupaten Boalemo lebih dulu telah meresmikan menggunakan nama beliau,” katanya seraya berharap hal ini dapat memicu hal yang sama.

HR Agung Laksono mengungkapkan, bahwa semasa hidupnya beliau sangat gigih memperjuangkan kemakmuran, keadilan dan kesejahteraan masyarakat.

“Oleh karena itu saya memberi apresiasi yang tinggi kepada pemerintah daerah yang telah berhasil membangun sarana yang sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan kemajuan daerah lewat penyediaan insfrastruktur yang vital bagi kehidupan masyarakat yang sejahtera,” ucap mantan Ketua DPR RI.

Senada dengan itu, Gubernur Gorontalo Drs H Rusli Habibie juga menyambut baik dan memuji pembangunan yang dilakukan oleh Bupati Boalemo Rum Pagau. “Saya sudah jalan kemana-mana di DKI, Jawa, Sumatera, Kalimantan. Saya belum pernah menemukan satu pun Jalan Muhammad Soeharto. Alhamdulillah dimulai dari Kabupaten Boalemo memberikan penamaan Jalan HM Soeharto,” ujarnya dengan penuh gembira.

Rusli Habibie mengungkap dirinya banyak mendapatkan SMS dari tokoh masyarakat Gorontalo yang merindukan kepemimpinan HM Soeharto. Tidak banyak bicara, apa yang diaspirasikan oleh rakyat langsung dikerjakan oleh Pak Harto.

“Upaya Pemerintah Kabupaten Boalemo membangun jembatan di jalan Trans Sulawesi patut diberi penghargaan yang setinggi-tingginya.”

“Hari ini dapat kita saksikan Pak Rum Pagau dan Lahmudin Hambali dalam dua tahun kepemimpinan beliau tidak banyak bicara tetapi banyak berbuat seperti yang kita lihat sekarang ini. Inilah yang sangat dirindukan pimpinan-pimpinan nasional maupun di daerah oleh masyarakat Indonesia termasuk masyarakat di Provinsi Gorontalo. Teruslah membangun Pak Rum dan Pak Lahmudi, pesan saya jangan pecah kongsi. Alhamdulillah ternyata Pak Rum Pagau menginspirasi apa yang dilakukan oleh Bapak Pembangunan Indonesia Bapak Almarhum HM Soeharto,” tegasnya.

Sementara itu putri mantan Presiden HM Soeharto yang juga Pembina Yayasan Supersemar Siti Hediati Soeharto yang dikenal dengan Mbak Titiek Soeharto dalam sambutannya mengatakan, “Saya yakin bahwa bangsa Indonesia sejak dahulu selalu menghargai jasa para pahlawannya, para tokoh dan masyarakat yang tiada henti memperjuangkan kemerdekaan, eksistensi serta pembangunan bangsa dan negaranya dengan sepenuh jiwa dan raganya. Negara-negara yang maju dan berbudaya tinggi dimana memberi penghargaan kepada para pendahulunya yang dianggap telah berjasa.”

Menurutnya, apa yang dilakukan masyarakat dengan membangun jembatan dengan mengambil nama HM Soeharto dan Tien Soeharto, jadi wujud konsekuensi rakyat mencintai Pak Harto.

“Hal ini menimbulkan keharuan di hati kami karena pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Boalemo telah memberikan penghargaan yang demikian tinggi,” ucapnya dengan penuh haru.

Titiek Soeharto menjelaskan bahwa HM Soeharto selaku Presiden Republik Indonesia saat itu melalui strategi pembangunan yang terencana dengan baik sejak awal repelita dibuat subsektor perhubungan darat telah menjadi prioritas pembangunan.

Sejak Pelita I sampai Pelita V telah puluhan ribu kilometer jalan dan ribuan jembatan yang telah direhabilitasi dan ditingkatkan mutunya maupun dibangun baru. Dengan demikian upaya Pemerintah Kabupaten Boalemo membangun jembatan di jalan Trans Sulawesi patut diberi penghargaan yang setinggi-tingginya.

Acara peresmian Jembatan HM Soeharto dan Tien Soeharto juga dilakukan penandatangan kerja sama (MoU) tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat melalui Posdaya antara Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono, Bupati Boalemo Drs H Rum Pagau dan Bank Sulut. (junaedi)

Leave a Comment