SURABAYA, PosSore — Surabaya sore itu ramai oleh langkah para tamu asing yang penuh rasa ingin tahu. Di antara gemuruh mesin pabrik dan aroma kayu yang segar, delegasi dari perusahaan produsen mesin pengolahan kayu asal China dan Singapura menyusuri bengkel-bengkel furnitur di Jawa Timur. Kunjungan ini bukan sekadar tur bisnis biasa—melainkan sebuah langkah awal menuju kolaborasi besar di IndoWood Expo 2025, sebuah pameran internasional yang akan menjadi titik temu inovasi dan industri mebel Nusantara.
Difasilitasi oleh Pablo Publishing dan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), rombongan delegasi tersebut mengunjungi sejumlah pabrik furnitur anggota HIMKI. Kunjungan lapangan ini menjadi bagian penting dari persiapan IndoWood Expo 2025, pameran berskala internasional yang akan digelar 19–21 Juni 2025 di Grand City Convex Surabaya.

Selain kunjungan ke pabrik, para delegasi juga dijadwalkan bertemu dengan sejumlah agen mesin di Indonesia. Untuk memfasilitasi hal tersebut, diselenggarakan sesi makan malam bersama, mengingat masih banyak produsen mesin yang belum memiliki perwakilan resmi di Indonesia.
William Pang, Managing Director Pablo Publishing & Exhibition PTE LTD, menjelaskan kunjungan ini berawal dari keinginan para pemasok bahan kayu dan mesin untuk melihat langsung ekosistem industri mebel di Surabaya. “Mereka ingin memahami potensi pasar sebelum memutuskan berpartisipasi dalam pameran,”katanya.
Tak hanya itu, William juga mengungkapkan bahwa kunjungan serupa dua bulan lalu telah membuahkan hasil—beberapa produsen mesin asal China bahkan telah memesan space untuk pameran. “Dukungan HIMKI sangat berarti, terutama karena ini edisi perdana dan banyak pemasok masih bersikap wait and see. Kunjungan seperti ini membantu meyakinkan mereka,” tambahnya.
HIMKI Dorong Transformasi Otomasi
Di balik layar, HIMKI terus mendorong industri mebel dan kerajinan Indonesia untuk bertransformasi dari proses manual menuju otomasi. Veronika R. Anggraini (Vika), Wakil Ketua Umum HIMKI Bidang Keuangan menegaskan bahwa pameran ini menjadi momentum penting untuk mempertemukan pelaku industri hulu-hilir dengan pemangku kepentingan global.
“Ini saat yang tepat bagi industri kita untuk meningkatkan efisiensi lewat teknologi. Jika tidak, kita akan tertinggal dalam persaingan pasar global,” tegas Vika.
Untuk memaksimalkan dampak pameran, HIMKI mengajak seluruh anggotanya fokus pada tiga hal, pertama mendorong partisipasi aktif pelaku usaha kayu dan bahan baku mebel. Kedua memperluas promosi ke mitra strategis untuk meningkatkan jumlah peserta dan pengunjung, dan ketiga memastikan koordinasi teknis berjalan lancar agar pameran sukses.
Vika berharap IndoWood Expo 2025 nanti menjadi jembatan yang menghubungkan teknologi, keberlanjutan, dan pasar. Melalui pameran ini, HIMKI berkomitmen memperkuat industri mebel Indonesia agar lebih kompetitif di kancah global.
Sebagai bagian dari persiapan, HIMKI telah menyiapkan tim pendamping khusus selama kunjungan delegasi pada 23–26 April 2025. Tim ini memastikan seluruh agenda—mulai dari kunjungan pabrik hingga pertemuan dengan agen mesin—berjalan optimal. “Kami berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Kerja sama ini adalah langkah awal untuk membawa industri mebel Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi,” tutur Vika.
Dengan semangat kolaborasi, IndoWood Expo 2025 tak hanya sekadar pameran—tapi sebuah gerakan untuk mengukuhkan Surabaya sebagai pusat inovasi mebel masa depan. (aryodewo)
