Giwo menilai untuk melestarikan kebaya, dibutuhkan peran para perempuan yang tidak hanya sebagai pemakai kebaya tetapi juga bagaimana menjaga, merawat dan melestarikan eksistensi kebaya untuk ke depannya.
“Kebaya menjadi produk budaya yang penting untuk diwariskan kepada generasi selanjutnya sehingga kebaya sebagai warisan tradisi tidak akan tersapu zaman,” katanya.
Sementara itu, Menteri PPPA Bintang Puspayoga, dalam sambutannya, menekankan pentingnya kebaya sebagai jati diri perempuan Indonesia yang harus dilestarikan.
“Berbicara tentang kebaya adalah berbicara tentang jati diri perempuan Indonesia melalui pakaian,” kata Bintang secara daring.
Menurutnya, setiap unsur yang ada dalam sehelai kain kebaya tidak hanya memancarkan pesona perempuan yang memakainya, namun juga berbagai makna mendalam yang ada di baliknya.
Menteri PPPA mengatakan kebaya memiliki sejarah panjang dalam perjuangan perempuan Indonesia. Di masa lalu, kebaya dikenakan oleh para pejuang perempuan selama masa pra dan pasca kemerdekaan.
“Kini, kebaya masih eksis digunakan dalam berbagai momen penting, seperti upacara adat, kegiatan nasional, momen kelulusan, dan pernikahan,” ucapnya.