Oleh Prof. Dr. Haryono Suyono
BIARPUN peringatan Hari Keluarga Nasional tahun ini dipusatkan di Jawa Timur, tetapi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, SH, dalam pertemuan dengan Ketua Yayasan Damandiri, Haryono Suyono, yang didampingi Rektor Undip, Unnes, Veteran, Pimpinan LPPM Perguruan Tinggi di wilayah Jateng bagian Utara, serta Ka Kwarda Jateng, Ketua PWRI Jateng, Ketua dan Sekjen Hipprada Pusat serta jajaran pembangunan lainnya, termasuk SKPD terkait, siap memberi dukungan terhadap pembangunan keluarga paripurna melalui Posdaya di seluruh wilayah di Jawa Tengah.
Gubernur dengan gamblang mengajak para Rektor untuk memberi perhatian yang tinggi terhadap Kabupaten sangat miskin agar keluarga miskin dapat segera mendapat pendampingan dan dibantu melepaskan diri dari lembah kemiskinan. Kalau perlu, melalui KKN mahasiswa yang tinggal di pedesaan lebih lama agar transfer tehnologi untuk mengantar keluarga makin mampu hidup mandiri segera dapat dilakukan dengan lebih lengkap dan tuntas.
Dengan panjang lebar Gubernur menanggapi berbagai gagasan yang dilontarkan untuk secara bertahap melalui pembentukan dan pengembangan Posdaya di desa, upaya itu dilakukan secara gotong royong antara SKPD yang ada dengan jajaran swasta dan organisasi masyarakat. Gubernur secara jelas menggariskan agar upaya itu dapat disinkronkan dengan upaya yang dilakukan oleh pemerintah sehingga tercapai sinergi yang menguntungkan rakyat banyak.
Gubernur mengharapkan agar daerah dan wilayah yang sangat miskin lebih mendapat perhatian yang tinggi, kalau perlu dengan pendampingan berbagai unsur secara terpadu dan lebih ketat agar segera tercapai keadilan yang makin merata dalam upaya pembangunan yang dilakukan secara gotong royong.
Gubernur sepakat agar kegiatan dalam bidang ekonomi diikuti kegiatan dalam bidang kesehatan, pendidikan dan lingkungan sehingga jiwa gotong royong dalam berbagai bidang itu menjadi jiwa pembangunan pro rakyat dan menjadikan kualitas penduduk yang lebih baik dan dinamik. Oleh karena itu pemberdayaan dalam bidang ekonomi memang harus disertai dengan pemberdayaan dalam bidang kesehatan, pendidikan dan perhatian yang tinggi terhadap lingkungan, lebih-lebih lingkungan pekarangan yang dilengkapi dengan Kebun Bergizi.
Sementara itu dilaporkan kepada Gubernur bahwa pengembangan pembentukan Posdaya di Jateng telah mencapai posisi meliputi hampir semua kabupaten dan kota, tersisa satu Kabupaten yang dalam persiapan. Untuk itu Gubernur sepakat untuk mengukuhkan Posdaya sebagai salah satu pendekatan pembangunan yang menarik partisipasi masyarakat, utamanya menyatunya keluarga secara terpadu antara keluarga miskin dan keluarga mampu yang peduli sesamanya. Gubernur sepakat menggelar acara bukan di Semarang sebagai ibukota provinsi, tetapi di tingkat kabupaten untuk memberi kesan bahwa pembangunan adanya adalah di daerah bukan hanya di ibukota Provinsi saja.
Rektor Universita Diponegoro, Prof. Sudharto P. Hadi, MES, PhD, yang terkenal sebagai ahli lingkungan memberikan ketegasan bahwa dosen pembimbing dan mahasiswa KKN biasanya membawakan gagasan dan bekerja dengan masyarakat secara serius sehingga keterpaduan antara mahasiswa dan masyarakat bisa melahirkan kegiatan yang pelaksanaannya dilakukan secara mandiri. Kesepakatan Gubernur untuk menyambut penanaman rumput laut di daerah payau di pantai utara Jateng bisa menempatkan Undip sebagai pendamping dari keluarga yang menekuni penanaman rumput laut tersebut. Bahkan penanaman rumput laut bisa dikombinasikan dengan penyebaran bandeng, kepiting dan hasil laut lainnya.
Rektor Unnes, Prof. Dr. Fathur Rokhman, MHum, yang ikut serta dalam pertemuan itu menjelaskan bahwa lebih dari 5000 mahasiswa UNNES setiap tahun diterjunkan dalam kegiatan KKN tematik Posdaya, yang sebagian besar berprofesi atau akan menjadi guru, sangat tepat mendampingi keluarga desa dalam pembinaan pendidikan. Tidak jarang para mahasiswa membantu meningkatkan mutu PAUD yang ada di desa, atau membantu Dinas Pendidikan ikut mendirikan prototype PAUD di desa atau di tempat yang PAUDnya belum terbentuk. Tidak jarang mahasiswa mendampingi dan meyakinkan ibu-ibu atau keluarga di desa untuk mengirim anak balitanya atau anak usia sekolah ke sekolah untuk masa depan yang lebih baik.
Dilaporkan bahwa Gerakan Pramuka akan meningkatkan kualitas Pramuka di tingkat sekolah secara lebih merata. Bekerja sama dengan Hipprada, Gerakan Pramuka juga akan berusaha mengembangkan Gerakan Pramuka berbasis wilayah atau teritorial agar kesertaan dalam Pramuka bisa mengantar anak muda bangsa lebih mendalami karakter kepanduan untuk masa depan bangsa yang berbudi luhur serta setia kawan bersama teman dan rekannya.
Dalam kapasitas lainnya, dengan kehadiran PWRI yang diwakili oleh Ketua PWRI Jateng, Drs. Gurnito, dinyatakan bahwa generasi tua dewasa ini akan peduli terhadap tiga generasi, yaitu sesama generasi tua, generasi remaja dan generasi anak-anak. Kalau kedua orang tuanya bekerja, anak balita yang mau sekolah diharapkan diantar kakek dan neneknya. Kedua kakek dan nenak memberi perhatian kepada cucu-cucunya untuk mengikuti pendidikan sejak usia yang sangat dini dalam PAUD.
Dalam suasana yang menyejukkan Gubernur sepakat mengembangkan kebersamaan itu sebagai upaya gotong royong membangun keluarga dan membebaskan mereka dari lembah kemiskinan dan menghargai keikut-sertaan berbagai komponen pembangunan bangsa. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri, www.haryono.com).