-0.1 C
New York
02/12/2024
Aktual Nasional

Jadi Nominator Santri Award, Ini Sosok Pegawai IKN

Belum lama pada April 2024 ia meraih Penghargaan Women Award dari Asia Choice Award atas karya sosial di bidang pendidikan nonformal dan informal serta pemberdayaan masyarakat.

Lalu bagaimana perjalanan kesantrian Susianah?

Perempuan kelahiran 17 Desember 1978 ini merupakan santri yang sejak kecil sampai saat ini tidak pernah luput dari pergerakan sosial kemasyarakatan. Kultur dan nilai-nilai NU mewarnai pemikiran dan gerakan sosialnya.

Ia mengenyam pendidikan nonformal di tiga Pesantren. Tahun 1991-1994 ia menimba ilmu-ilmu dasar keagamaan di Pesantren Al-Falah Pasirian Lumajang Jawa Timur. Di pesantren ini, ia belajar tentang ilmu nahwu sorof, tajwid, ubudiyah, ilmu kalam dan akhlak.

Pemikiran kritisnya sudah nampak sejak ia duduk di bangku Sekolah Dasar. Saat kecil, Ia pernah menanyakan bernada protes kepada Ustadz.

“Mengapa perempuan akil baligh di surau-surai atau Pesantren tidak boleh belajar membaca hijaiyyah. Apakah semua perempuan yang menstruasi di negeri Arab lantas dilarang komunikasi dan bicara karena menggunakan Bahasa Arab?”

Pada 1994-1997 ia menimba ilmu di Pesantren Aniesah dan Pesantren Riyadush Sholihin Kaliwates Jember.

Selama di Pesantren, ia belajar pendidikan formal di Madrasah Aliyah Negeri I Jember. Pesantren baginya merupakan miniatur masyarakat.

Di Pesantren, ia tidak hanya menimba ilmu, namun juga menimba laku kehidupan. Kyai, Bu Nyai dan Ustadz merupakan patron yang memberi keteladanan dalam kehidupan kehidupan sehari-hari.

Di Pesantren Aniesah, ia belajar kitab kuning seperti Ta’limul Mutaalim, Daqoiqul Akbar, Risalatul Mahidh.

Leave a Comment