JAKARTA (Pos Sore) –Pelaku usaha otomotif yang memproduksi kendaraan niaga bermesin diesel PT Astra Isuzu sulit menerapkan penggunaan konverter kit dengan dua tanki bahan bakar sesuai kebijakan pemerintah mengurangi subsidi bahan bakar bensin.
“Di dunia, setahu kami suplai gas ke diesel belum ada yang berhasil. Jadi tidak mungkin dua tangki. Jika pemerintah mengharuskan, kalau kita tidak siap bagaimana.”
Presiden Direktur Yohannes Nangoi memaparkan,aturan agar produsen mendisain tanki bensin dengan tujuan bisa dialihkan dari bensin ke bahan bakar gas, agar sulit diterapkan.
“Namun,kami akan selalu komplay dengan aturan pemerintah.Kita siap dan terus melakukan persiapan.Kalau pemerintah mengharuskan dan kalau kami berbisnis di Indoensia akan kami lakukan,” ungkapnya Kamis (17/7).
Akan tetapi, menurutnya dengan disain dua tanki itu hanya bisa diterapkan untuk kendaraan berbahan bakar bensin bukan diesel. “Di dunia, setahu kami suplai gas ke diesel belum ada yang berhasil. Jadi tidak mungkin dua tangki. Jika pemerintah mengharuskan, kalau kita tidak siap bagaimana.”
Namun, menurutnya Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) dan pemerintah terus duduk bersama membahas persoalan ini. “Yang perlu dipertimbangkan,kita memiliki kontribusi besar dalam perekonomian,perolehan devisa dari ekspor serta penyerapan tenaga kerja juga besar dibanding di Thailand. Kita cukup pantas. Rata-rata pabrik kita mampu menyerap 500 ribu lebih tenaga kerja. Kita bayar pajak terbesar.
Apalagi,kata Yohanes, pihaknya saat ini tengah menghadapi tantangan berat karena adanya kebijakan pelarangan ekspor bahan mentah tambang.
Kendati pengsa pasar menyentuh 1,2 juta sesuai prediksi Gaikindo, namun dengan suhu politik agak memanas, ekonomi terganggu dan pasar tertekan termasuk pasar mobil Comersial Vehicle juga berpengaruh. “Saya optimis pasar akan naik sedikit diatas prediksi Gaikindo.”
Walaupun Isuzu pernah meraih sukses penjualan Isuzu Panther dengan pangsa menyentuh 5 ribu unit per bulan, akan tetapi dengan dibukanya pasar, justru Isuzu agak terganggu.”Kita kira investasi bisa menggenjot penjualaan Panther 5 ribu unit per bulan seperti dulu ternyata sulit.”
Makanya, pihaknya tetap fokus di kendaraan komersial 3000 cc dengan tetap mengembangkan mesin 2500 cc.
Harapannya, kedua jenis kendaraan berkembang berarengan.Dengan menyasar mining market 50 persen dump truck sekarang 80-90 persen pasar bergeser ke distribusi dan logistik. Di Kalimantan aktifitas kendaraan truk mati suri karena kebijakan mining.”
Makanya, pihaknya mengembangkan kebutuhan kendaraan untuk distribusi dan logsitik dengan penguasaan pasar hingga 70 persen dipimpin Isuzu ELF.(fitri)