RAMALLAH (Pos Sore) — Otoritas pendudukan Israel baru-baru ini mengeluarkan aturan yang melarang orang Palestina masuk ke Masjid Al-Aqsa pada pagi hari.
Larangan ini dikeluarkan penguasa Israel tanpa peduli bahwa pada pagi hari ratusan siswa belajar agama di dalam masjid tersebut.
Kebijakan ini telah membatasi akses masuk bagi jemaah muslim dan para siswa yang belajar di dalam kompleks Al-Aqsa, yang juga dikenal dengan nama Al Haram Al Sharif.
Kementerian Urusan Luar Negeri Palestina mengutuk keras langkah Israel itu. Ironisnya, bila orang Palestina dibatasi aksesnya untuk masuk ke dalam masjid, sebaliknya orang Yahudi dan tentara Israel malah boleh masuk ke dalam.
Tentu saja kebijakan ini memicu kemarahan orang Palestina karena Masjid Al-Aqsa adalah tempat suci ketiga terbesar umat Islam setelah Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.
“Mereka bahkan melarang saya masuk ke dalam masjid pada pagi hari sejak beberapa hari terakhir, sekalipun tahu usia saya lebih dari 50 tahun.”
Pemerintah Palestina juga mengutuk keras seruan beberapa kelompok Yahudi yang menginginkan razia ke Masjid Al-Aqsa dan seruan agar tempat itu diambil-alih Israel.
Dalam pernyataan kemarin, kementerian luar negeri Palestina menegaskan pemerintah Israel bertanggung jawab penuh atas meningkatnya ketegangan di kawasan itu. Palestina juga mendesak Israel segera menghentikan rencana itu.
Kementerian Palestina juga mendesak PBB dan lembaga terkait untuk memberikan perlindungan internasional di kompleks Al-Aqsa.
Saat ini tentara Israel hanya mengizinkan orang Palestina yang berusia di atas 50 tahun yang boleh masuk ke kompleks Al-Aqsa pada waktu tertentu untuk menuaikan salat.
“Sebelumnya, tentara dan polisi Israel tidak menanyakan alasan kedatangan orang Palestina yang sudah berusia tua ke dalam masjid. Kini polisi bahkan mengajukan pertanyaan kepada pengunjung berusia tua,” ujar Mazen Abu Qalbain, seorang aktivis politik di Yerusalem Timur yang diduduki.
“Mereka bahkan melarang saya masuk ke dalam masjid pada pagi hari sejak beberapa hari terakhir, sekalipun tahu usia saya lebih dari 50 tahun,” keluhnya.
Orang-orang Yahudi berhaluan kanan masuk ke kompleks itu dari pintu gerbang Al Buraq, yang juga dikenal sebagai Tembok Barat. Dari sana, mereka mengunjungi dan memeriksa setiap inci Masjid Al-Aqsa.
“Kini orang-orang Yahudi bebas masuk ke dalam kompleks masjid dan bahkan memasuki area Salat Al Marwani di dalam Al-Aqsa sambil berdiskusi rencana mereka ke depan dari tempat itu ke gerbang Al Rahma dan Al Asbat,” ujarnya kepada Gulf News.
Meningkatnya jumlah orang Palestina yang menjadi warga Israel ke kompleks Al-Aqsa telah memicu kekhawatiran di kalangan tentara dan polisi Israel yang menjaga kompleks itu.
Biasanya aparat keamanan melarang warga Israel keturunan Palestina masuk ke dalam masjid. Namun mereka ngotot masuk dan rela menunggu berjam-jam agar dapat masuk dan bisa salat. Kehadiran mereka sangat membantu dan ikut berperan atas meningkatnya jumlah orang Palestina yang masuk ke dalam masjid.(gulfnews/meidia)