JAKARTA (Pos Sore) –Inspektur Jenderal (Irjen) Kemenperin Syarif Hidayat menegaskan, industri kreatif sangat percaya diri dan yakin bisa menghadapi persaingan bebas di pasar Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Karena, di saat itu,industri kreatif seperti fashion, sudah terbiasa melakukan ekspor dan menciptakan produk berkuliatas dan kaya inovasi. Bahkan ia yakin ekspor industri kreatif ini di tahun mendatang akan mampu tumbuh rata-rata 10 persen.
“Industri kreatif kita pede banget menghadapi MEA. Tidak perlu khawatir. Kita tidak khawatir dengan pasar ASEAN untuk industri kreatif. Baik di fesyen, kita kuat, kerajinan juga berkembang dengan baik seperti mebel,”ungkap Syarif di sela Pembukaan Pameran Industri Kreatif Yogyakarta di Plasa Pameran Kementerian Perindustrian,Selasa (16/9).
Syarif menyatakan, ingin terus mengembangkan dan mempromosikan industri kerarif yang belum begitu dikenal masyarakat agar lebih dikenal lagi. “Kalau kita lihat yang dihasilkan teman-teman yang terkait dengan industri kreatif, maka ini potensi. Industri kreatif sangat berkembang karena kita punya budaya dan etnis sangat beragam.Makanya pengembangan kreativitas berdasar informasi budaya itu sangat potensial sekali.”
“Industri kreatif kita pede banget menghadapi MEA. Tidak perlu khawatir. Kita tidak khawatir dengan pasar ASEAN untuk industri kreatif. Baik di fesyen, kita kuat, kerajinan juga berkembang dengan baik seperti mebel.”
Jika berbicara tentang industri kreatif, katanya, asal dibina dan didampingi dengan teknologi, justru akan sangat unggul. Bahkan kondisi yang sama juga ditemukan di industri terkait dengan software seperti animasi.”Itu cukup kuat karena kita banyak juga pesanan dari negara maju.Makanya, saya sangat yakin industri kreatif menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 sangat siap.”
Menurutnya, industri kreatif bisa menjadi andalan sebagai salah satu pilar ekonomi di masa datang. “Untuk fesyen kita cukup PD, karena ini buatan kita. PDB industri kreatif tahun 2011 tahun 2014 ini bisa akan terus naik. Saya optimis bisa naik di atas 10% karena industri kreatif itu naiknya cepat. Sulit sekali mengukur kreativitas masalahnya. Seperti desain fesyen bisa sedikit dipoles sehingga bisa berubah total.”
Industri kreatif bisa berkembang, karena katanya,memiliki nilai dan kreativitas tinggi. Kalaupun bahan sama tetapi desain bisa berubah 10 kali lipat nilainya. Bisa tidak terukur nilainya. Industri kreatif ini bisa terserap tiap tahun dengan penyerapan tenaga kerja sangat tinggi.
Terutama terkait pakaian jadi, tekstil fesyen, kulit, ekspornya makin membaik dengan pulihnya ekonomi di AS.
Kendati di saat AS krisis, ekspor Indonesia sempat ambruk. Sekitar 50% nilai ekspor Indonesia ke AS, Eropa seperti Jerman, justru berasal dari industri kreatif. Ekonomi kreatif dikembangkan juga hampir semua negara seperti Inggris, Jepang, Korea. Bahkan Thailand cukup kuat industri kreatifnya. Pernak perniknya cukup menarik namun, Indonesia masih cukup kompetitif.
Untuk itu,katanya, perlu promosi gencar seperti pameran Industri Kreatif Yogyakarta yang diikuti sebanyak 44 perajin industri kecil dan menengah (IKM) dengan produk unggulan seperti batik, tenun, kulit, kayu, rajut, perak, tembaga, kerajinan wayang, herbal, aneka makanan akan sangat membantu menghadapi persaingan global. (fitri)