CIREBON, PosSore – Di balik gemerlapnya industri mebel dan kerajinan nasional, terdapat sosok Ir. Soenoto yang tidak asing lagi. Filosofi “No New Design No Business” yang ia terapkan menjadi kunci suksesnya. Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, Soenoto menekankan pentingnya desain sebagai jantung dari setiap produk.
Lulusan Teknik Industri dari Institut Teknologi Bandung (ITB) ini telah merajut karier panjang di dunia mebel dan kerajinan rotan dengan mendirikan pabrik di Cirebon, Jawa Barat. Dengan pemahaman mendalam tentang seluk-beluk industri ini, Soenoto telah menjadi figur yang dihormati dan diandalkan oleh rekan-rekan seprofesinya.
Sebagai mantan Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Soenoto memimpin dengan visi yang jelas: setiap produk harus memiliki desain yang inovatif dan menarik. “Desain memiliki arti proses untuk membuat dan menciptakan sesuatu yang baru,” kata Soenoto dalam percakapan dengan PosSore Selasa (30/7).
Soenoto juga pernah memimpin Asmindo dan AMKRI, dua organisasi besar lainnya di industri mebel dan kerajinan. Filosofi desainnya tidak hanya sekedar teori, tetapi juga dibuktikan melalui berbagai produk yang ia hasilkan. Ia percaya bahwa desain yang menarik dapat menciptakan daya saing yang kuat di pasar domestik maupun internasional.
Bagi Soenoto, desain tidak hanya tentang estetika, tetapi juga fungsi. “Produk mebel harus memenuhi dua kriteria utama: fungsionalitas dan artistik,” jelasnya. Sebagai contoh, tempat tidur harus nyaman untuk beristirahat, sementara meja rias harus memudahkan seseorang berhias. Kedua fungsi ini harus dipadukan dengan desain yang memikat mata.
Filosofi “No New Design No Business” yang dipegang oleh Soenoto menekankan pentingnya inovasi dan kreativitas dalam industri mebel dan kerajinan. Ini menegaskan bahwa tanpa desain baru, sebuah bisnis mebel tidak akan bertahan. Desain yang inovatif dan segar diperlukan untuk menarik perhatian pelanggan dan membedakan produk dari kompetitor.
Selanjutnya desain juga harus terus diperbarui hingga memungkinkan produk tetap relevan dengan tren dan preferensi konsumen yang selalu berubah. Dalam industri yang sangat bergantung pada estetika dan fungsi, desain yang menarik menjadi daya tarik utama bagi pembeli.
Selain itu produk dengan desain baru yang menarik memiliki daya saing yang lebih tinggi di pasar. Menurut salah satu Dewan Pembina HIMKI ini hal tersebut penting untuk bisa bersaing baik di pasar domestik maupun internasional. Desain yang unik dan menarik dapat membuka peluang baru dan mempertahankan pelanggan setia.
Bagi Soenoto, desain tidak hanya menambah nilai estetika tetapi juga fungsionalitas. Produk yang baik harus memenuhi kebutuhan pengguna sekaligus memanjakan mata. Kombinasi fungsi dan seni dalam desain inilah yang dapat meningkatkan nilai jual produk.
Sejauh ini kata Soenoto, yang juga memiliki bisnis air kemasan Mountoya, kebutuhan akan desain produk mebel di dunia sangat besar dan terus meningkat. Hal ini bisa terjadi karena urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi. Artinya dengan semakin banyak orang pindah ke kota dan peningkatan pendapatan, permintaan akan furnitur yang stylish dan fungsional terus meningkat. Konsumen mencari produk yang tidak hanya berguna tetapi juga estetis.
Hadirnya media sosial dan platform berbagi gambar seperti di Instagram dan Pinterest telah mendorong kesadaran dan minat yang lebih besar pada desain interior. Konsumen terinspirasi untuk mempercantik rumah mereka dengan furnitur yang modis dan trendi.
Selain itu konsumen juga semakin mencari produk yang mencerminkan kepribadian dan gaya hidup mereka. Desain yang unik dan personal menjadi pilihan utama, membuat produsen harus terus berinovasi untuk memenuhi permintaan ini.
Soenoto juga menjelaskan, pasar mebel saat ini bersifat global, dengan banyaknya produsen dari berbagai negara yang bersaing untuk menarik perhatian konsumen. Desain yang inovatif menjadi faktor kunci dalam memenangkan persaingan ini.
“Ada peningkatan kesadaran juga tentang keberlanjutan dan dampak lingkungan dari produk yang kita gunakan. Desain yang ramah lingkungan dan menggunakan bahan-bahan yang dapat didaur ulang semakin dicari oleh konsumen yang peduli lingkungan,” tuturnya.
Secara keseluruhan, desain yang terus diperbarui dan inovatif adalah esensial untuk keberlangsungan dan pertumbuhan bisnis mebel. Ini bukan hanya tentang mengikuti tren, tetapi juga tentang menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan fungsional dan estetika konsumen, memberikan nilai tambah, dan mempertahankan daya saing di pasar global.
Soenoto sempat mengingat masa-masa sulit dalam kariernya, terutama selama krisis ekonomi 1995-1997. Namun, ia berhasil bangkit dan bahkan meraih keuntungan besar ketika nilai tukar dolar AS melonjak pada 1998. Pengalaman ini mengajarkan pentingnya inovasi dan adaptasi dalam bisnis.
Selain fokus pada manajemen yang baik, Soenoto juga mengedepankan aspek spiritual dalam berbisnis. Ia rutin berdoa dan melakukan ibadah di sepertiga malam, memohon kesuksesan kepada Sang Pencipta. “Saya menyadari dalam hidup itu selalu berpasangan. Untuk itu saya pun berusaha secara lahiriah maupun batiniah,” pungkasnya.
Dengan pengalaman lebih dari 25 tahun, Soenoto terus menginspirasi banyak orang di industri mebel dan kerajinan. Filosofi “No New Design No Business” tidak hanya menjadi slogan, tetapi juga prinsip yang ia pegang teguh dalam setiap langkah bisnisnya. (aryo)