3.3 C
New York
19/01/2025
Aktual

Industri Rumput Laut Kesulitan Bahan Baku

JAKARTA (POS Sore)– Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Alex SW Retraubun,menyatakan, harus ada sinergi antara Kementerian Perindustrian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengembangkan industri berbahan baku rumput laut. Pasalnya, hingga saat ini industri ini masih kekuarangan bahan baku untuk proses produksi.Padahal luas Indonesia yang hampir 75 persen lautan belum optimal dimanfaatkan untuk budidaya rumput laut.

“Kita harus serius mengembangkan potensi rumput laut ini.Karena industri kita masih sulit mendapatkan bahan baku.Kalaupun ada, hasilnya di ekspor dalam bentuk bahan mentah.Mestinya dikembangkan agar memiliki nilai tambah yang tinggi,” kata Alex,usai Deklarasi Asosiasi Industri Rumput Laut Indonesia (Astruli), di Kantor Kementerian Perindustrian,Jumat (28/2).

“Kita harus serius mengembangkan potensi rumput laut ini.Karena industri kita masih sulit mendapatkan bahan baku.Kalaupun ada, hasilnya di ekspor dalam bentuk bahan mentah.”

Menurut Alex, jika dilihat dari luas Indonesia yang sebagian besar merupakan lautan, selama ini belum dikelola secara optimal.Kendati 75 persen, namun belum mmampu menghasilan rumput laut dalam volume besar.Hasl ini terjadi karena,pemerintah masih fokus dalam megembangkan industri di daratan seperti kelapa sawit, ninerba dan lainnya.

Di sisi lain,kendala infrastruktur menjadi persoalan klasik yang belum teratasi.”Kemampuan daerah itu terbatas, di samping infrastruktur. Daerah itu listriknya on-off (nyala-mati).Ini yang harus diatasi.”
Hingga 2008 tercatat produksi rumput laut sebesar 1,9 juta ton di lahan seluas 220 hektar, padahal potensi lahan rumput laut yang tersedia ada 1,1 juta hektar.

Alex juga memaparkan, rumput laut merupakan komoditi unggulan yang berpotensi untuk dilakukan hilirisasi karena memiliki nilai tambah. Ada 500 produk yang bisa dihasilkan dari bahan baku rumput laut.
“Kita tidak bisa main sawit terus, main minerba terus, tapi kita genjot ini rumput laut. Kita akan menginisiasikan untuk memberikan insentif nanti.”

Pada kesempatan itu, Ketua Asosiasi Industri Rumput Laut Indonesia (Astruli) Suriyanto Kusnowiryono mengungkapkan, industri berbahan baku rumput laut kesulitan mendapatkan bahan baku.karena hampir 50 persen hasil produksi petani di ekspor ke luar negeri,seperti AS,Eropa,Jepang,Thailand, Malaysia dan China.

“Kita butuh rumput laut sekitar 150 ribu ton per hari.Tetapi sulit makanya kapasitas produksi turun terus hingga 60 persen-70 persen.”

Makanya, kata Suriyanto degan adanya Astruli diharapkan bisa menjadi media yang dapat mensinergikan antara petani pemasok dan pengusaha di industri rumput laut mengembangkan industri potesial ini.” (fitri)

Leave a Comment