SERPONG (Pos Sore) — Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyebut Indonesia bisa menjadi pemimpin di industri perkayuan global mengingat sumber bahan baku yang melimpah dari hutan tanaman.
Menurut menhut, karena pasokan bahan baku yang banyak memicu peningkatan jumlah industri kehutanan. Ia mengatakan hingga 2013 jumlah industri primer hasil hutan kayu berkapasitas 6.000 m3/tahun ada 375 unit.
“Jumlah itu sangat besar, dan memberikan efek ekonomi besar yakni penyerapan tenaga kerjanya hingga 282.878 orang dengan investasi Rp54,9 triliun,” jelas menhut saat melakukan kunjungan kerja ke PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Tangerang (IKPP Tangerang), kemarin.
Kondisi yang baik di sektor kehutanan, lanjut dia, harus juga dibarengi inovasi. Pasalnya, kata menhut, saat ini bahan baku kayu pertukangan dianggap yang paling menguntungkan. “Kalau kita bisa berinovasi mengembangkan industri berbasis kayu ini Sumatera dan Kalimantan, menularkan budaya membangun HTI di dua pulau itu, sangat mungkin Indonesia bisa jadi raja kayu,” katanya.
Inovasi harus dilakukan dunia usaha sementara pemerintah berkomitmen mendukung pelaku industri untuk berkembang dengan menyiapkan lahan-lahan untuk pembangunan pabrik serta strategi pengembangan usaha lainnya.
Jika luasan hutan tanaman 30-40 juta hektar saja, industri akan berkembang sangat pesat. Dan capaian itu, kata menhut, membuktikan program revitalisasi industri kehutanan berjalan baik. “Keberhasilan itu merupakan dukungan dunia usaha dan pemangku sektor kehutanan lainnya,” jelas menhut.
Menhut menyebut dunia usaha diharapkan terus berinovasi menggunakan bahan baku, jenis produk dan kegiatan pengolahan kayu menuju industri nihil limbah.
Ditempat yang sama Wakil Presiden Komisaris PT Indah Kiat Pulp & Paper G. Sulistiyanto menyebut IKPP Tangerang, salah satu unit usaha Asia Pulp and Paper dibangun 1976 dan terus berkembang hingga kini menjadi pabrik terbesar yang memproduksi kertas untuk Sinar Mas.
Menurut G. Sulistiyanto, IKPP Tangerang memproduksi 100.000 metric ton pertahunnya. “Yang membanggakan, keberadaan pabrik ini membantu pergerakan ekonomi masyarakat sekitar hingga kini,” jelas dia.
Istimewanya lagi, diungkap Direktur IKPP Suhendra Wiriadinata, pabrik ini juga memproduksi kertas Al Quran bermutu tinggi atau Quran Paper, Sinartech yang bisa bertahan hingga 100 tahun.
Sulistiyanto mengungkap juga 90 persen Quran Paper diserap pasar internasional terutama di Timur Tengah seperti Mesir, Turki, Suriah, Lebanon, dan beberapa pusat percetakan Al Quran di seluruh dunia.
“Total produksi Sinartech ini 12 ribu ton per tahun dengan nilai jual 12 juta dolar AS,” kata Sulistiyanto. Sementara itu pada kunjungan kerja ini, APP mewakafkan 500 Al Quran dan 5.000 buku tulis untuk warga sekitar. (fent)