JAKARTA (Pos Sore) — Pemerintah mewacanakan kembali kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Tujuannya untuk mengurangi beban anggaran subsidi BBM yang diyakini tidak produktif.
Menurut Direktur Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, jika kenaikan BBM subsidi tak bisa dihindari harus tepat waktu. Agustus menjadi saat yang tepat jika rencana ini akan diwujudkan.
“Sebaiknya pemerintah menaikkan harga BBM setelah Lebaran tahun ini, karena agar tidak berbenturan antara kepentingan politik dan ekonomi apalagi ini kan tahun pemilu,” ujarnya, kemarin.
“Kalau dihadapkan dengan pemilu saat ini sama saja pemerintah bunuh diri. Nantinya juga kepentingan politik berbarengan kepentingan ekonomi.”
Menurutnya, jika pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi saat ini, terlebih saat menjelang pemilu disinyalir akan penuh intervensi politik.
“Kalau dihadapkan dengan pemilu saat ini sama saja pemerintah bunuh diri. Nantinya juga kepentingan politik berbarengan kepentingan ekonomi,” jelas dia.
Enny menyarankan, jika pemerintah memang ingin menaikkan harga BBM tahun ini, maka perlu dipersiapkan mulai dari saat ini. Pasalnya, setidaknya perencanaan memerlukan waktu 3 bulan sampai 4 bulan untuk mematangkan.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Andin Hadiyanto mengatakan, pemerintah tidak menutup opsi untuk menaikkan harga BBM bersubsidi seperti yang dilakukan tahun lalu.
“Tidak menutup kemungkinan (kenaikan BBM tahun 2014). Mungkin saja karena reformasi struktural harus konsisten,” kata dia. (fent)