Oleh Maghfur Ghazali
KENANGAN tentang H Abdul Ghofur selalu menyisakan kesan mendalam, bukan hanya sebagai rekan kerja, tetapi juga sebagai sahabat yang begitu dekat di lingkungan pekerjaan maupun pergaulan sehari-hari. Pertemuan awal saya dengannya dimulai ketika saya kembali bergabung dengan Harian Terbit (Pos Kota Group) di era 1990-an. Perjalanan panjang ini menjadi awal kedekatan kami, di mana H Abdul Ghofur telah lebih dulu berada di sana sebagai sosok wartawan politik handal.
Saya mengenal H Ghofur bukan hanya karena pekerjaan yang membawa kami sering kali berada di ruang redaksi yang sama. Lebih dari itu, kami juga berbagi banyak kebersamaan di Blok perumahan yang sama di Perumahan Pejuang Jaya, Bekasi. Sebagai sosok yang supel dan relegius, H Ghofur memiliki pergaulan yang luas dan senantiasa bisa membaur dengan siapa saja. Sikapnya yang ramah dan penuh perhatian membuatnya mudah disukai oleh rekan kerja maupun tetangga di lingkungannya.
Dalam dunia jurnalistik, H Abdul Ghofur dikenal sebagai wartawan politik yang berintegritas dan berdedikasi tinggi. Sejak awal bergabung di Harian Terbit, ia dipercaya untuk meliput berita-berita politik dengan pos liputan utamanya di Gedung MPR/DPR. Kepercayaan ini tentu bukan tanpa alasan; kemampuannya membangun relasi dengan narasumber menjadikannya salah satu wartawan andal di pos tersebut.
Bahkan saat itu, ia kerap diandalkan untuk menghubungi para anggota DPR guna meminta tanggapan atau komentar terkait isu-isu politik yang sedang hangat. Kolaborasi saya dengan H Ghofu dan tim redaksi lain dalam menyusun laporan utama Harian Terbit menjadi pengalaman yang tak terlupakan, di mana tim kami bekerja bersama untuk menyusun headline yang harus siap beredar di siang hari.
Dedikasi dan ide-idenya yang cemerlang kerap ia sampaikan dalam setiap rapat redaksi. Baik saat rapat di malam hari maupun di siang hari setelah koran terbit beredar, H Ghofur tidak pernah absen mengajukan gagasan-gagasan segar yang memperkaya konten redaksi. Kemampuannya dalam berpikir kritis dan cepat sangat membantu tim redaksi dalam menyajikan berita berkualitas untuk para pembaca.
Selain menjadi wartawan, H Abdul Ghofur adalah sosok yang aktif di berbagai organisasi. Ia pernah menjadi pengurus KWK (Koperasi Wahana Kakpika), sebuah organisasi angkutan perkotaan di wilayah Bekasi, serta menjadi bagian dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ).
Keterlibatannya dalam berbagai organisasi menunjukkan betapa luasnya jejaring pergaulan H Ghofur dan bagaimana ia mampu membawa pengaruh positif di banyak lini kehidupan. Tak hanya itu, ia juga sempat dipercaya sebagai komisioner di Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sebuah amanah besar yang menunjukkan kepeduliannya terhadap isu-isu sosial, khususnya perlindungan anak.
Di lingkungan tempat tinggal, interaksi saya dengan H Ghofur tidak hanya berkisar pada permasalahan pekerjaan, tetapi juga persoalan-persoalan sosial di lingkungan kami. Sebagai seorang yang peduli terhadap sekitar, ia sering kali terlibat dalam diskusi terkait masalah lingkungan dan kesejahteraan warga. Bahkan dalam momen-momen santai, seperti ketika ia berboncengan motor untuk mengantar istrinya ke pasar, ia selalu memancarkan energi positif yang membuatnya disegani dan dihormati.
Namun, waktu selalu membawa kita pada perpisahan. Pada 15 Desember 2025, H Abdul Ghofur dipanggil Sang Khalik di RS Hidayatullah Yogyakarta. Berita duka yang saya terima melalui grup WhatsApp pagi itu membuat langkah saya terhenti sejenak. Sosok yang telah menjadi sahabat, rekan, dan saudara selama bertahun-tahun kini telah pergi untuk selamanya.
Jenazahnya dimakamkan di Bumi Ayu, Kabupaten Brebes, kampung halaman keluarga istrinya. Kepergiannya adalah kehilangan besar bagi banyak orang yang mengenalnya, termasuk saya.
Selamat jalan, H Abdul Ghofur. Kebaikan, dedikasi, dan semangatmu akan selalu kami kenang. Semoga Allah memberikan tempat terbaik untukmu di sisi-Nya. Doa kami menyertaimu, sahabat. Engkau telah meninggalkan jejak yang begitu berarti dalam hidup kami dan dalam dunia jurnalistik Indonesia. ***