1.3 C
New York
12/02/2025
Aktual

IAEA Evaluasi Implementasi Proyek Kerja Sama Teknik Nasional Periode 2016–2017

JAKARTA (Pos Sore) — Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) selama satu minggu ke depan menerima kedatangan Section Head 1, Division for Asia & Pacific, IAEA, Oscar Acuna, dan Programme Management Officer (PMO), Office of Public Information and Communication (OPIC), IAEA, G.G. Wolde.

Misi kedatangan Acuna dan Wolde ke Indonesia bertujuan mengevaluasi implementasi dari Proyek Kerja Sama Teknik Nasional (National TC Project) periode 2016–2017. Selain itu, untuk memperoleh penjelasan mengenai proyek nasional yang akan diimplementasikan pada 2018–2019.

Indonesia telah menjadi mitra kerja sama IAEA selama 61 tahun. Kerja sama yang baik ini bertujuan untuk mendorong penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai. Acuna mengatakan, Indonesia salah satu mitra yang kuat dan pionir dalam mengimplementasikan TC Project.

“Indonesia termasuk pionir dan dapat dijadikan role model bagi negara-negara lainnya. Dengan sumberdaya yang terbatas, namun mampu mengimplementasikan banyak program. Tetaplah fokus dan berorientasi pada hasil,” ujar Acuna saat rapat dengan para mitra (counterpart) Indonesia di Kantor Pusat BATAN, Jakarta, Senin (19/2).

Ia juga menyinggung soal rencana Indonesia membangun Reaktor Daya Eksperimental (RDE) yang menurutnya langkah baik untuk membuktikan kemampuan Indonesia membangun PLTN. “Saya juga mendengar Indonesia akan membangun RDE, ini dapat menjadi contoh atau semacam demo menuju PLTN,” tambahnya.

Asistensi IAEA untuk mitra negara-negara anggota termasuk Indonesia dapat berupa beasiswa, workshop, pelatihan, kunjungan ilmiah, mendatangkan expert, dan bantuan berupa peralatan.

Senada dengan Acuna, Wolde mengatakan, pertemuan ini diharapkan dapat mengevaluasi program yang telah berjalan. Juga dapat merencanakan program ke depan agar dapat berjalan lebih efektif. Sejalan dengan tujan pembangunan berkelanjutan (Suistanable Development Goals/SDGs) dan Nawa Cita Jokowi–JK.

Ia menyebutkan beberapa kendala yang dihadapi. Misalnya, keterlambatan datangnya hibah berupa peralatan sehingga dapat menghambat proram penelitian dan pengembangan yang telah direncanakan.

Kendala lainnya yakni ketidakcocokan jadwal kedatangan expert, atau ketidakcocokan waktu pelaksanaan pelatihan atau workshop.

Acuna menambahkan, agar kendala–kendala teknis yang dihadapi dapat lebih dikomunikasikan ke IAEA supaya akselerasi program dapat berjalan dengan baik, mengingat National TC Project hanya berjalan 2 tahun.

Usai pertemuan, dilanjutkan dengan rapat dengan para counterpart di Kantor Pusat BATAN, membahas National TC Project 2016–2017. (tety)

Leave a Comment