04/11/2025
AktualEkonomi

HIMKI di Panggung Global Guangzhou: Tamu Kehormatan yang Bawa Semangat Mebel Indonesia 

GUANGZHOU, PosSore — Udara di Canton Fair Complex terasa bergetar oleh gemuruh industri kreatif dunia. Di tengah lautan stan seluas 420.000 meter persegi itu, delegasi Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) berjalan dengan langkah penuh keyakinan. Mereka bukan sekadar peserta, melainkan tamu kehormatan di CBD Fair Guangzhou 2025 – sebuah keistimewaan yang mengukir sejarah baru.

Pameran akbar yang dihadiri 2.000 perusahaan dari 100 negara ini menyambut HIMKI layaknya bangsawan industri. Dari akomodasi bintang empat hingga mobil dinas khusus, fasilitas VIP itu bukan sekadar kemewahan. “Ini pengakuan atas peran Indonesia dalam peta furnitur global,” bisik Marthunus Fahrizal, Ketua Bidang Hubungan Internasional HIMKI, sambil menatap instalasi smart home yang memantulkan cahaya futuristik.

Foto bersama usai acara penutupan CBD Fair Guangzhou, Tiongkok 2025

CBD Fair yang digelar dua kali setiap tahun di Shanghai dan Guangzhou, kali ini menjadi galaksi tren terkini: dari keran aerodinamis berbasis IoT hingga dinding kayu ramah lingkungan yang “bernapas.”

Di sela kunjungan, delegasi HIMKI menyelami revolusi material hijau dan furnitur berbasis kecerdasan buatan. “Lihat ini,” ujar Iwan Sung, Ketua Bidang Bahan Baku Bambu dan Serat Alam DPP HIMKI, menunjuk meja kayu dengan sensor terintegrasi. “Fungsi, estetika, dan keberlanjutan kini menyatu. Inilah yang harus kita adopsi.”

Momen Friendship Night menjadi puncak kehangatan. Saat plakat ukir khas Indonesia berpindah tangan ke panitia Tiongkok, gemuruh tepuk tangan menggemakan filosofi kolaborasi. “Hadiah ini simbol bahwa kita mitra setara,” tutur Marthunus.

Strategi di Balik Gemerlap

Di balik layar, misi HIMKI berdenyut lebih dalam. Ruang B2B Meeting berubah menjadi medan diplomasi ekonomi. Setiap jabat tangan dengan pembeli Eropa atau produsen Amerika adalah benih kemitraan teknologi.  HIMKI juga terlibat dalam berbagai agenda pendukung, termasuk seminar teknis. “CBD Fair bukan pameran biasa,” tegas Iwan Sung. “Ini laboratorium strategi untuk membaca transformasi global.”

Data berbicara nyaring: 200.000 pembeli profesional menjadi pasar potensial. HIMKI memanfaatkannya untuk menjajaki custom furniture bernuansa budaya Indonesia – celah di tengah gempuran produk massal.

Partisipasi ini adalah babak baru dari perjalanan panjang. Sejak lama, HIMKI menjadikan forum dunia sebagai ruang inkubasi: mengasah ketajaman desain, mengakselerasi adopsi teknologi, dan membuka keran ekspor. “Kehadiran kita di sini menjawab satu pertanyaan,” kata Marthunus, matanya menatap stan kayu Jepang yang minimalist. “Bagaimana agar ukiran Majapahit dan anyaman Bali bisa berdialog dengan tren modern?”

Jawabannya terangkum dalam aksi nyata: kolaborasi dengan pemain Jerman untuk teknologi finishing ramah lingkungan, dan pembicaraan dengan desainer Italia tentang fusi budaya.

Saat lampu CBD Fair mulai meredup, delegasi HIMKI membawa pulang lebih dari sekadar katalog. Mereka menyimpan peta jalan industri masa depan: smart furniture berbasis material lokal, jejaring pemasaran baru, dan yang terpenting – pengakuan bahwa Indonesia adalah kekuatan yang disegani.

“Kita tak lagi hanya pengekor tren,” pungkas Iwan Sung sambil menatap langit Guangzhou dari jendela hotel. “Dengan bambu, rotan, dan kreativitas, kita sedang menulis tren itu sendiri.”

Sebagai tamu kehormatan, HIMKI tak sekadar menghadiri pameran. Mereka meletakkan batu pertama untuk tahta baru mebel Indonesia di panggung global. (aryodewo)

 

Leave a Comment