JAKARTA, PosSore — Dari sebuah ruang virtual sederhana tapi hangat oleh semangat, deretan pelaku usaha kecil dan menengah duduk menyimak serius dari layar masing-masing. Mereka bergabung dari berbagai penjuru tanah air; Ada yang datang dari Jawa, ada yang jauh dari Sumatra, bahkan hingga pelosok Kalimantan. Bukan sekadar mengikuti pelatihan daring, tetapi mereka hadir membawa mimpi besar: menembus pasar global lewat produk furnitur dan kerajinan yang selama ini mereka hasilkan dengan sepenuh hati.
HIMKI Academy menjadi jembatan mimpi itu. Sebuah program edukasi non-formal yang lahir dari keresahan dan harapan, bahwa para pelaku industri kreatif Indonesia perlu dipersenjatai dengan pengetahuan nyata soal ekspor. “Kami ingin mencetak eksportir-eksportir baru, terutama dari sektor furnitur dan kerajinan yang selama ini jadi kekuatan kita,” ujar Veronika R. Anggraini, Wakil Ketua Umum Bidang Keuangan DPP HIMKI, yang juga menjadi salah satu fasilitator utama dalam program ini.
Menurut Veronika, HIMKI Academy hadir bukan hanya sebagai pelatihan teknis, tapi juga sebagai gerakan bersama untuk memperluas pasar ekspor ke wilayah non-tradisional. “Selama ini kita selalu bicara soal Amerika, Eropa, Jepang. Tapi dunia lebih luas dari itu. Potensi pasar itu sangat besar, dan kita harus berani menjangkaunya,” katanya.
Yang membuat HIMKI Academy berbeda adalah pendekatannya. Ini bukan kelas teoritis yang kering dan sulit dicerna. Program ini diisi langsung oleh para ahli sekaligus praktisi, termasuk Veronika sendiri, yang turun langsung memberikan pelatihan bersama Wakil Ketua Umum HIMKI Bambang Wijaya dan pengajar lain seperti Regina Kindangen . “Kami semua fasilitator sekaligus trainer, mengajar sesuai bidang kami masing-masing. Ini yang membuat peserta merasa pelatihan ini lebih nyata, lebih membumi,” jelasnya.
Gagasan HIMKI Academy sebenarnya bukan hal baru. Tapi baru pada titik inisiasi yang kuat dari internal DPP HIMKI, program ini benar-benar terwujud. Veronika mengakui, ide ini sudah lama muncul dalam berbagai diskusi internal. Namun, langkah konkret dimulai ketika Wakil Ketua Umum HIMKI mendorong penuh pendirian akademi ini. “Pak Bambang bilang: ‘Yuk, kita buat HIMKI Academy’. Dan dari sanalah semuanya mulai bergerak.”
Dalam penyelenggaraannya, HIMKI Academy menggandeng Bank Indonesia sebagai mitra pertama. BI, menurut Veronika, bukan hanya lembaga keuangan, tetapi juga punya jaringan pembinaan UMKM yang luas di berbagai daerah. “Kami ingin CSR dari perusahaan-perusahaan besar seperti Bank Indonesia bisa lebih terasa dampaknya. Salah satunya lewat kerja sama seperti ini.”
Veronika percaya, kolaborasi akan menjadi kunci keberlanjutan HIMKI Academy. Ke depan, HIMKI membuka diri untuk kerja sama dengan BUMN atau pihak swasta lain, termasuk Pertamina dan Bank Mandiri, yang memiliki program pembinaan serupa. “Semakin banyak yang terlibat, semakin besar pula dampaknya. Karena mimpi besar ini tidak bisa dikerjakan sendiri.”
Antusiasme peserta menjadi bukti bahwa inisiatif ini menjawab kebutuhan yang nyata. Dari 31 peserta yang terpilih, seluruhnya merupakan pelaku industri dengan skala usaha yang sudah dikurasi. “Kami tidak bisa ambil semua yang mendaftar. Terlalu mikro pun tidak kami gabungkan, karena akan terjadi ketimpangan. Kami atur agar kelasnya seimbang,” ujarnya.
Target utama dari pelatihan ini bukan hanya transfer ilmu. Lebih dari itu, HIMKI berkomitmen menghubungkan para peserta dengan buyer internasional lewat jaringan seperti Indonesian Design Promotion Center (IDPC). Harapannya jelas: tercipta koneksi bisnis riil yang membuka peluang ekspor konkret. “Kami fasilitasi business matching, agar mereka benar-benar bisa masuk ke pasar luar negeri,” tutur Veronika.
Tentu, masih banyak tantangan ke depan. Tapi Veronika tak kehilangan optimisme. Ia bahkan bermimpi HIMKI Academy kelak punya ruang pelatihan permanen di pusat kota, lengkap dengan fasilitas modern dan jaringan mitra global. “Kami ingin punya kampus sendiri, mungkin di Sudirman, supaya pelatihan ini bisa terus berlanjut dan meluas.”
Di ujung percakapan, Veronika menyampaikan satu hal yang menjadi semangat utama HIMKI Academy: “Meski industri saat ini menghadapi banyak tantangan, tapi data menunjukkan bahwa pertumbuhan tahunan kita masih stabil. Itu artinya, peluang tetap terbuka lebar—selama kita terus belajar dan mau bergerak.” Dan HIMKI Academy adalah langkah kecil, tapi penting, menuju gerbang dunia yang lebih luas. (aryodowo)
