Agus Harimurti Yudhoyono (foto : Ist)
JAKARTA (Pos Sore) — Degradasi kepercayaan kader Partai Demokrat (PD) kepada kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam memimpin partai berlambang bintang mercy dari waktu ke waktu terus mencuat ke peremukaan, terbukti dengan adanya berbagai insiden di beberapa daerah pasca menggelar Musyawarah Daerah (Musda).
Hal itu disebabkan sejak PD di bawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sampai Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Partai ini terus mengalami kemerosotan yang tajam, bukan hanya peroleh suara pada Pemilihan Umum namun sampai terjadinya degradasi mental pada jajaran di bawahnya.
Sebagaimana dilansir pewartasatu.com, degradasi kepercayaan itu juga tampak pada adanya dugaan pemalsuann laporan terkait pelaksanaan Musda DPD PD DKI Jakarta yang diserahkan kepada DPP PD.
Emha menyebutkan, tingkat kepercayaan pengurus di beberapa daerah mulai menunjukkan penurunan yang signifikan sehingga berpengaruh pada rasa percaya kepada kepemimpinan AHY yang lebih mengutamakan kepentingan tertentu ketimbang partai.
“Wajarlah hal itu terjadi, sebab dalam menjalankan tugas sebagai Ketum PD, AHY tidak didampingi oleh kader yang paham berorganisasi terutama partai politik. Sehingga dalam pengambilan keputusan terkesan dipaksakan sesuai kehendak hati tanpa memikirkan dampak negatif yang ditimbulkan dari keputusan itu,” tutur Emha. Minggu (30/1).
Kalaupun ada (kader), lanjutnya, mereka lebih disibukkan dengan urusan parlemen karena sebagian besar pengurus DPP PD yang paham berorganisasi saat ini masih menduduki kursi sebagai anggota DPR.
Sebagaimana diberitakan oleh beberapa media online, diketahui bahwa demi menduduki kursi Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, laporan palsu diberikan kepada AHY oleh oknum DPP yang ditugaskan melaksanakan Musda tersebut. Lucunya, oleh DPP PD laporan tersebut diterima tanpa cross cek terlebih dahulu, padahal setiap peserta Musda DKI jelas tahu perkembangan yang terjadi dalam arena Musda.
Ketua Panitia Musda V Demokrat DKI Jakarta, Ricky Nainggolan, Jumat (28/1) mengatakan dalam laporan yang diterima DPP PD itu disebutkan bahwa Ketua terpilih mendapat dukungan lima suara dari enam Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat di DKI Jakarta.
Menurut laporan yang diterima Ricky, bahwa AHY disodorkan data Musda DKI tentang dukungan kepada kandidat. Untuk kandidat Santoso mendapat dukungan satu suara DPC, sedangkan Mujiono mendapat lima dukungan suara.
Sehingga Ricky berkesimpulan patut diduga AHY mendapat laporan hasil Musda DKI yang sudah diubah oleh oknum DPP yang diutus untuk memantau pelaksanaan Musda PD DKI. “Hal ini membuat keputusan DPP terkait Musda DKI tidak objektif,” katanya.
“Data ini tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di Musda DKI pada Desember 2021 lalu. Berdasarkan verifikasi calon Ketua DPD DKI oleh DPP dan forum Musda V, sosok Santoso dan Mujiyono sama-sama mendapat dukungan suara berimbang dari DPC. Jadi, bukan 5:1 seperti yang beredar di media,” ujar Ricky.
Dia menduga terjadi manipulasi hasil Musda oleh oknum BPOKK DPP yang dilaporkan kepada Ketua Umum AHY.
Untuk itu, pihaknuya sedang melakukan investagasi dan berharap Dewan Kehormatan DPP PD tidak tinggal diam menyikapi masalah ini.
Ricuhnya Musda PD di beberapa provinsi yang berujung pembakaran atribut dan bendera Partai Demokrat karena dipicu karena keputusan DPP yang tidak fair dan sesuai dengan keinginan kader di daerah.
Disinyalir karena permainan oknum DPP yang tidak fair dan memenangkan calon yang didukung oknum BPOKK DPP.
“Kepemimpinan mas AHY benar-benar diuji. Belum selesai proses hukum gugatan KLB PD Moeldoko sekarang Ketum harus disibukkan dengan sikap unfair oknum DPP yang menyulut ketidakpuasan Kader di daerah,” imbuh Ricky. (hasyim)
