JAKARTA (Possore.id) — Organisasi perlindungan konsumen dan kesejahteraan hewan internasional, Equitas, menemukan adanya kekejaman serius terhadap hewan dan risiko keamanan pangan bagi masyarakat terhadap rantai pasok telur di jaringan kopi ternama, Starbucks.
Investigasi ini dilakukan di peternakan pemasok, Erlangga Eggs yang telurnya digunakan dalam makanan panggang dan siap saji di seluruh lokasi Starbucks di Indonesia. Produk-produk tersebut diproduksi khusus oleh grup roti Prima Food Solutions.
Perwakilan Equitas, Dana Taborosi menjelaskan, ada rekaman video yang menunjukan beberapa dugaan pelanggaran. Di antaranya kotoran yang menutupi kandang dan peralatannya, serta menempel pada badan ayam dan telur.
Kotoran juga tampak bertumpuk di sebelah ayam dan telur. Selain itu, ayam mati dibiarkan membusuk di samping ayam petelur yang masih hidup.
Ada juga rekaman video ayam ditempatkan di kandang kecil yang sempit sehingga bulunya terkelupas, luka-luka, dan kecacatan.
Hingga rekaman hewan liar lainnya dibiarkan memasuki peternakan dengan bebas, meningkatkan risiko penularan flu burung dan penyakit lainnya.
“Starbucks menaruh pelanggan dan masyarakat dalam risiko keamanan pangan. Mereka juga mengabaikan kekejaman serius terhadap hewan dalam rantai pasokannya,” kata Dana Taborosi, Kamis 1 Februari 2024.
Menurut dia, jaringan kopi ternama itu telah berkomitmen hanya menyediakan telur bebas kandang di gerai di Amerika Serikat dan pasar barat lainnya.
Tapi, perusahaan tersebut dan mitra toko rotinya, Prima Food Solutions terus melayani pelanggan Indonesia dengan produk telur dari peternakan kandang baterai yang kejam dan kotor.
“Padahal pelanggan gerai tersebut berhak atas kualitas dan keamanan pangan yang setara,” tegasnya.
Dikatakan, hampir setiap jaringan kafe internasional ternama telah menetapkan tenggat waktu untuk segera beralih ke penggunaan telur bebas kandang di Indonesia dan global.
Mayoritas dari 25 jaringan restoran terbesar di dunia juga telah berkomitmen untuk hanya menggunakan telur bebas kandang di Indonesia dan global.
Taborosi mengatakan, Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) dan belasan tim peneliti internasional menemukan bahwa peternakan telur kandang baterai, seperti yang memasok Starbucks di Indonesia, memiliki risiko kontaminasi strain utama salmonella 33 kali lebih besar.
Produksi telur kandang baterai telah dilarang atau dihapus secara bertahap di lebih dari 30 negara, termasuk seluruh Uni Eropa, Selandia Baru, Inggris, Kanada, dan India.
“Di AS, banyak negara bagian, termasuk Washington, Oregon, California, Massachusetts, Michigan, dan Rhode Island, juga telah melarang produksi telur kandang baterai atau penjualan telur kandang baterai,” tegasnya.
Untuk itu, pihaknya mengecam Starbucks yang memberikan pelanggannya telur dari ayam kandang baterai di Indonesia padahal produksi telur yang dikurung sangatlah kejam dan tidak aman dan dilarang di negara bagian asal gerai kopi tersebut, Washington, Amerika Serikat.
“Kami juga mendesak gerai kopi itu untuk memperlakukan semua pelanggan secara setara dan mengejar ketertinggalan dari jaringan kopi terkemuka lainnya dengan menetapkan komitmen untuk mengakhiri penggunaan telur kandang baterai di Indonesia dan global,” tutup Taborosi.