TANGERANG, PosSore – Menjelang berakhir masa jabatannya, Presiden Joko Widodo masih sempat membuka acara Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 yang berlangsung dari 9 hingga 12 Oktober 2024 di ICE BSD City, Tangerang. Acara ini menarik perhatian lebih dari 1.000 pembeli internasional dari berbagai negara di seluruh dunia, hingga pameran ini menjadi salah satu pameran perdagangan terbesar di Indonesia.
Pada hari pertama, sejumlah pengusaha Indonesia menandatangani kontrak kerja sama atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan pembeli dari luar negeri. Penandatanganan yang disaksikan langsung oleh Menteri Perdagangan ini menghasilkan transaksi bernilai miliaran dolar AS, memberikan momentum penting bagi pelaku usaha Indonesia untuk memperluas jangkauan pasar internasional.
Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) turut ambil bagian dalam pameran TEI dengan menampilkan produk-produk strategis Indonesia, seperti rempah-rempah, herbal, dan hasil bumi. Di pameran ini, GPEI menempati stan di Hall 3 yang dikenal sebagai ‘GPEI Lounge’. Produk-produk unggulan GPEI dipamerkan untuk menarik minat pembeli dari berbagai belahan dunia.
Ketua Umum DPP GPEI, Benny Soetrisno, menjelaskan, partisipasi GPEI di TEI merupakan langkah strategis untuk mempromosikan produk anggotanya, seperti teh, kopi, minyak atsiri, dan berbagai produk herbal, ke pasar dunia. “TEI adalah peluang besar bagi kami untuk mengenalkan produk unggulan GPEI dan memperluas jaringan ekspor,” ungkap Benny.
Tak hanya itu, kehadiran Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub), Anindya Bakrie, di booth GPEI menjadi bukti dukungan Kadin terhadap upaya GPEI dalam mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar mampu menembus pasar ekspor.
Sekretaris Jenderal DPP GPEI, Toto Dirgantoro, menegaskan bahwa produk-produk unggulan anggota GPEI memiliki potensi ekspor yang sangat besar. “Kami harus lebih aktif berpartisipasi dalam event internasional seperti TEI untuk meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global,” kata Toto.
Menurutnya, TEI bisa menjadi jembatan bagi pengusaha lokal untuk mengakses pasar global dan mendukung pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan ekspor. Senada dengan Toto, Samuel Siahaan, Ketua Bidang Hukum dan Perjanjian Perdagangan DPP GPEI, menambahkan bahwa GPEI terus berupaya meningkatkan kualitas produk anggotanya agar dapat bersaing di kancah internasional.
“Dengan ribuan pelaku usaha yang hadir, baik dari dalam maupun luar negeri, ini adalah kesempatan besar bagi kami untuk mempromosikan produk-produk unggulan,” tegas Samuel Siahaan.
Trade Expo Indonesia tahun ini mengusung konsep perdagangan ekspor yang lebih inovatif dan spesifik, dengan membagi produk-produk yang dipamerkan ke dalam tiga zona utama: food, beverage, and agriculture; manufaktur; serta living fashion and services.
Selain pameran, acara ini juga diramaikan oleh kegiatan seperti penjajakan kerja sama bisnis peningkatan ekspor (business matching), konseling bisnis (business counseling), seminar internasional, pertunjukan langsung, hingga buyers night.
Abdul Sobur, Ketua DPD GPEI Jawa Barat, menyoroti kehadiran Paviliun Halal yang diinisiasi oleh Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Kementerian Agama di TEI tahun ini. Paviliun Halal ini dihadirkan sebagai upaya memperkenalkan produk halal Indonesia ke pasar global, mengingat negaraperdagangan halal tetangga seperti Thailand juga semakin gencar mempromosikan perdagangan halal.
Sebelumnya, pada akhir September 2024, GPEI juga berperan aktif dalam mempromosikan produk rempah dan herbal Indonesia di ajang ‘Halal Indonesia International Industry Expo 2024’ di ICE BSD, Tangerang. Pameran ini menjadi wadah penting bagi para pelaku industri halal untuk bertemu langsung dengan konsumen dan investor, baik dari dalam maupun luar negeri.
Dengan partisipasi aktif di berbagai pameran berskala internasional, GPEI optimis produk-produk unggulan Indonesia akan semakin dikenal dan diminati di pasar global, mendorong pertumbuhan ekspor yang berkelanjutan. (aryo)