BANDUNG — Provinsi Jawa Barat akan menjadi pelopor pemberdayaan masyarakat melalui penanaman 1000 bibit pisang cavendish oleh gerakan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung bersama Pengurus daerah Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Jawa Barat akan menjadi pelopor gerakan penanam seribu pohon pisang tersebut. Pisang dengan nilai ekonomi tinggi dan sering dijual di supermarket itu, ditanam di halaman-halaman rumah keluarga miskin. Gerakan tersebut merupakan realisasi dari gagasan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heriyawan pada saat HUT PWRI beberapa waktu lalu. “Hari ini, kita luncurkan penanaman 1000 bibit pisang cavendish. Kalau gerakan ini berhasil akan ditambah menjadi 2000 bibit. Dan kita harapkan gerakan ini merembet ke daerah lain di seluruh Jawa Barat,” kata Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono, saat acara peluncuran Gerakan Posdaya Menanam Seribu Pohon Pisang Cavendish di kampus UPI Bandung, kemarin. Acara yang mengambil tempat di gedung Ahmad Sanusi UPI tersebut berlangsung meriah gegap-gembita. Selain hadir Wakil Bupati Bandung Barat Yayat T. Soemitra, hadir sejumlah kepala daerah Jawa Barat lainya, seperti wakil bupati Purwakarta, pejabat dari Sukabumi, Sumedang dan lain-lain. Tidak lupa juga para camat dan lurah ke Kabupaten Bandung Barat. Peluncuran dikemas dalam acara ‘Gemari Geulis’ yang akan disiarkan oleh TVRI Bandung. Para kepala daerah dan kepala desa tampak antusias mendungkung gerakan Posdaya menanam seribu pohon pisang cavendish ini. Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang serta Sukabumi merasa ‘iri’ karena gerakan penanaman pisang cavendish tidak di daerahnya. Mereka secara spontan menyatakan siap menjadi daerah selanjutnya setelah sukses di Kabupaten Bandung Barat. Prof Dr Haryono Suyono merasa senang dengan kesiapan sejumlah daerah. Pria yang masih energik di usia sepuh ini meminta daerah tersebut mempersiapkan diri dengan cara menghidupkan posdaya-posdaya yang telah terbentuk. Kata Haryono, gerakan tersebut akan menggunakan Posdaya dan PWRI sebagai ujung tombak ekonomi keluarga. Lebih lanjut, Prof Haryono menjelaskan, gerakan penanaman pisang cavendish merupakan awal dari gerakan pembangunan oleh rakyat sendiri. Pisang-pisang itu pada awalnya sengaja ditanam di halaman rumah keluarga miskin agar mereka memiliki pengetahuan cara-cara menanam pisang yang baik serta akan menambah pendapatan bagi keluarga. “Kami harapkan setiap keluarga mengikuti pertumbuhan pisang cavendish setiap hari-nya. Sehingga kalau dirasa pisang tersebut bermanfaat, nanti mereka menanam di lahan-lahan yang mereka miliki untuk perluasan. Nanti anggota Posdaya bersama-sama mengawasi karena sudah punya pengalaman dalam menanam pisang cavendish. Hasilnya pasti bagus dan tidak kalah dengan yang ada di supermarket,” paparnya. Pengisian Posdaya Haryono menegaskan, bahwa program Yayasan Damandiri di tahun 2014 adalah pengisian Posdaya. Sebelumnya, sejak tahun 2010 hingga tahun 2013 Yayasan Damandiri membentuk posdya yang kini telah berdiri 35 ribu Posdaya di 200 kabupaten/kota seluruh Indonesia. Gerakan penanaman 1000 pohon cavendish merupakah salah satu program pengisian Posdaya. “Bahkan posdaya kini akan pula menjadi jadi ujung tombak untuk pengembangan kabupaten/ kota sayang anak, sayang ibu, sayang keluarga miskin,” tegasnya. Sementara itu, Pembantu Rektor UPI Bidang Kemahasiswaan dan Kemitraan Prof Dr H. Dadang Sunendar, M.Hum mengatakan, gerakan penanaman pisang cavendish di Bandung Barat merupakan langkah awal untuk menanam di seluruh wilayah Jawa Barat. Dia merasakan gerakan tersebut sebagai gerakan pemberdayaan keluarga. “Bersama-sama melihat penanaman pisang ini akan meningkatkan ekonomi masyarakat. Saya juga merasakan setiap anggota Posdaya secara sukarela ingin mengembangkan diri untuk menanam pisang cavendish. Ini tentu akan menjadi gerakan masif dan Jawa Barat akan menjadi daerah penghasil pisang cavendish nomor satu di Indonesia,” katanya. Guna mendukung gerakan tesebut, kata Dadang, UPI menerjunkan setiap tahunnya tidak kurang dari 5 ribu mahasiswa ke seluruh pelosok desa di Jawa Barat untuk melakukan KKN tematik Posdaya. Para mahasiswa bersama lembaga peneliti biotrip akan melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam penanaman pisang cavendish. (junaedi)
4 comments