21.7 C
New York
23/09/2023
Aktual

Generasi Muda Perlu Pendidikan Kesehatan Reproduksi

JAKARTA (Pos Sore) — Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D.,Sp.GK, berpendapat, pendidikan kesehatan reproduksi pada generasi muda perlu dilakukan. Menurutnya, ini berguna untuk mendewasakan usia kawin pertama dan menurunkan angka kelahiran remaja usia 15 sampai 19 tahun melalui program Generasi Berencana.

“Program ini diharapkan dapat menjangkau seluruh institusi pendidikan formal dan non formal, serta perguruan tinggi dengan program utama ‘pendidik dan konselor sebaya’ yang ramah remaja melalui Pusat Informasi dan Konsultasi Remaja/Mahasiswa,” kata Fasli, dalam acara High Level Seminar on the ICPD Beyond 2014 Review di Jakarta, Selasa (1/4).

Fasli mengatakan, sesuai data UNDP 2012, Human Development Index (HDI) Indonesia masih jauh dari harapan. Meskipun skors indeks mengalami kenaikan, tapi ranking mengalami penurunan yang relatif tajam.

Struktur piramida penduduk Indonesia juga mengindikasi adanya masalah ‘triple burden’. Atau biasa disebut dengan beban ganda pada tiga kelompok usia. Usia anak/balita, kelompok remaja, dan kelompok usia lanjut.

“Khusus untuk kelompok remaja dari total populasi di Indonesia, 28 persen atau sama dengan sepertiganya, merupakan penduduk usia remaja. Besarnya, mencapai 64 juta jiwa. Besarnya jumlah kelompok usia remaja ini, jelas memerlukan perhatian dan penanganan serius dari seluruh pihak,” tegasnya.

Ia menandaskan, di ibukota pertumbuhan penduduk cukup memprihatinkan karena sekarang ini lebih banyak perempuan yang masih muda sudah memiliki anak. Yang lebih memprihatinkan justru terjadi pada remaja perempuan di kota.

”Kalau dilihat dari akses yang mudah didapat, struktur perekonomian yang lebih baik, serta pendidikan yang lebih mempuni, seharusnya ini tidak terjadi. Wanita muda yang memiliki anak lebih banyak di kota, ketimbang di pedesaan,” katanya.

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukan, TFR (total fertility rate) mengalami stagnansi pada angka 2,6 per wanita subur. Namun, angka kelahiran menurut umur (ASFR) yang ditargetkan pada angka 30 per 1.000 wanita berada pada posisi yang memprihatinkan.

Karena itu, adanya program ini juga agar dapat mencapai target RPJMN 2014 dan target MDGs 2015. Selain itu, mempersiapkan program aksi FP 2020. Program ini dinilai salah satu target prioritas program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKB&PK). (junaedi)

Leave a Comment