Oleh Prof. Dr. Haryono Suyono
BEBERAPA waktu lalu wakil-wakil Pimpinan dan staf tehnis Koperasi dari beberapa kabupaten, antara lain Brebes, Indramayu, Cilacap dan Purbalingga, telah dilatih khusus di Jakarta untuk mengelola sistem Tabungan dan Kredit Tabur Puja yang disediakan untuk melayani keluarga miskin yang menggalang persatuan dan kesatuan dengan keluarga mampu untuk maju. Mereka gotong royong membangun keluarganya menjadi keluarga sejahtera. Keluarga itu bersatu saling membantu mengentaskan yang miskin menjadi lebih mampu melalui kerja cerdas dan keras dalam berbagai kegiatan usaha mikro.
Setelah kembali ke kabupaten masing-masing, setiap koperasi mengadakan konsolidasi dalam lingkungan koperasinya untuk meyakinkan pengurus dan aparatnya atas kepentingan koperasi membangun anggotanya, utamanya yang telah bergabung dalam Posdaya di desanya, untuk bekerja sama membangun keluarganya. Di dalam lingkungan Posdaya, anggota koperasi menyegarkan niat dan semangatnya sesuai dengan semangat koperasi, yaitu bersatu secara gotong royong saling membantu sesama anggotanya. Yang mampu membantu yang kurang mampu dan yang pandai berbagi dengan yang kurang pandai untuk bersama-sama memecahkan masalah yang dihadapi.
Anggota Posdaya, baik yang sudah menjadi anggota koperasi maupun yang belum, dianjurkan mendalami cara-cara hidup sehat agar kebiasaan makan, tidur dan bertingkah-laku juga mencerminkan budaya hidup sehat itu.Para anggota Posdaya diajak memperhatikan lingkungan sekitar agar nyaman dan memberi dukungan terhadap budaya hidup sehat. Anjuran itu misalnya, mengadakan gerakan kebersihan sekitar rumah dan memiliki kakus yang berjarak dengan rumahnya, sehingga membuat hidup keluarganya terbebas dari penyakit yang menular dari lingkungan yang kotor. Bahkan setiap anggota diajak beramai- ramai mendaftarkan diri pada BPJS di desa, di rumah sakit atau di tempat agennya di kabupaten setempat.
Pendaftaran ini penting sekali agar apabila sakit bisa mendapat perawatan yang ditanggung oleh pemerintah melalui BPJS. Apabila saat pendaftaran itu, kebetulan terdapat keluarga miskin, dan tidak terdaftar, perlu dibantu tetangganya secara gotong royong untuk membayar premi agar tidak menderita dikala sakit.Lebih dari itu, sebagai syarat ikut serta dalam gerakan menabung dan mengambil kredit Tabur Puja, yang bisa diperoleh tanpa agunan, adalah bahwa keluarga peserta harus sepakat agar semua anaknya usia sekolah harus disekolahkan. Lebih lagi, halaman rumahnya dijadikan Kebun Bergizi dengan tanaman sayur, unggas, kalau perlu dengan kolam ikan, agar keluarganya, utamanya anak balita yang ada dalam keluarganya bertambah baik gizinya.
Berdasarkan syarat-syarat itu, Kabupaten Cilacap dan Brebes, telah segera mengambil langkah dan memulai gerakan menabung dan mengambil kredit Tabur Puja. Masing-masing Koperasi yang anggotanya telah dilatih, mendatangi Posdaya, satu demi satu, sampai jumlah lima belas keluarga untuk mengadakan sosialisasi dan menganjurkan agar keluarga anggota Posdaya memenuhi syarat mengembangkan kelompok kecil sebagai kelompok ekonomi yang tetap memperhatikan tujuan Posdaya secara ketat untuk segera melangkah. Mereka dianjurkan menabung dan memulai usaha ekonomi bersama, dan secara tanggung renteng meminjam Kredit Tabur Puja dengan baik. Karena proses pengambilan kredit relatif mudah, dalam waktu singkat jumlah nasabah segera bertambah besar dan mulailah pembangunan keluarga dengan masukan kegiatan ekonomi keluarga atau ekonomi mikro yang marak.
Dukungan Tabur Puja untuk kegiatan pembangunan entrepreneur sosial yang dimulai di Jakarta dan Jawa Timur, secara nyata mulai merambah ke Jawa Tengah dan Jawa Barat. Mudah-mudahan bank-bank lain ikut meniru proses pemberian kredit dengan sistem kepercayan tanggung renteng tanpa agunan itu. Lebih banyak bank atau lembaga keuangan lain dalam proses financial inclusion yang menguntungkan rakyat banyak, maka mereka bekerja membantu rakyat secara konkrit. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Damandiri/ www.haryono.com).