JAKARTA (Pos Sore) — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Seameo Biotrop (Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology) mengembangkan bibit rumput laut dengan teknik kultur jaringan dalam rangka peningkatan produksi.
Pengembangan bibit ini diharapkan mendorong produksi rumput laut nasional. KKP menargetkan produksi rumput laut meningkat dari 11 juta ton pada tahun 2016 menjadi 13,4 juta ton pada 2017.
“Produksi rumput laut kita targetkan 13 juta ton di 2017. Tahun ini sekitar 11 juta ton. Bibit rumput laut ini sudah tersedia dari Aceh hingga Papua,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto, Senin (7/11) di Kantor KKP, Jakarta.
Direktur Seameo Biotrop, Irdika Mansur mengatakan, banyak keunggulan dari pengembangan bibit rumput laut melalui teknik kultur jaringan. Salah satunya, produksi rumput laut yang meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan teknik konvensional.
“Kegiatan ini terkait pengembangan bibit rumput laut dengan kultur jaringan. Ini bisa tingkatkan produksi 2-3 kali lipat dibanding konvensional,” ucapnya.
Dengan pengembangan teknik kultur jaringan, daya tahan tanaman rumput laut pun lebih baik dibandingkan dengan bibit konvensional. Permasalahan bibit pun menjadi terselesaikan. Terlebih, saat ini Indonesia menjadi produsen rumput laut terbesar dunia.
“Kalau musim sedang tidak menguntungkan, biasanya rumput laut ini akan terbawa ombak. Tapi dengan ini bisa diselamatkan,” terangnya.
Ia menandaskan, dengan pengembangan teknik ini, produksi rumput laut nasional akan meningkat dan berdampak pada ekspor Indonesia yang turut melonjak setiap tahunnya. (tety)