JAKARTA (Pos Sore) — Sejumlah wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Forwakertrans) secara spontan, di gedung Kemnakertrans Kamis (27/3) sore, melakukan penggalangan dana untuk menyelamatkan nasib Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Satinah Binti Jumadi Ahmad (41), yang kini menuju tahap pelaksanaan hukuman mati di negara Arab Saudi.
“Ini misi kemanusiaan semata. Hanya misi kemanusiaan, yakni untuk selamatkan Satinah. Jangan dimaknai macam-macam tetapi bisa juga sedikit menggelitik pemerintah untuk bergerak cepat menyelamatkan Satinah,” kata Ketua Forwarkertrans Edi Hardum, yang secara sporadis mengimbau wartawan yang berhimpun di bawah Forwarkertrans untuk merogoh kocek masing-masing.
Para wartawan itu menyodorkan kardus terbuka di pintu keluar gedung Kemnakertrans untuk mengetuk hati setiap staf Kemnakertrans yang keluar gedung agar mengumpulkan uang seadanya untuk Satinah. Kegiatan yang dilakukan cuma satu jam itu mengumpulkan duit sebesar Rp 565.000. Kegiatan ini rencananya dilaksanakan sampai tiga hari kedepan.
Pemerintah memang telah menyediakan sekaligus memenuhi angka pembayaran diyat sebanyak 4 juta Real Saudi Arabia (RS) melalui penyetoran ke lembaga berwenang di Buraidah, Arab Saudi. Namun jumlah itu ternyata ditolak pihak keluarga korban yang tetap menghendaki 7 juta RS.
Adapun pemerintah sejauh ini hanya bersedia menyanggupi besaran uang diyat dengan angka maksimum 4 juta RS (Rp 12 miliar) itu.
Mantan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Moh Jumhur Hidayat, mengatakan, pemerintah harus segera membuat uang diyat untuk Satinah. “Negara ini tidak akan bangkrut kalau hanya membayar Rp 21 miliar atau 7 juta RS untuk Satinah,” kata Jumhur.
Jumhur mengatakan, pemerintah selain memikir dari kemanusiaan dan harga diri bangsa, tetapi juga sebagai balas jasa TKI yang terus memberi devisa setiap tahun untuk negara melalui remitance sebesar Rp6 triliun. (hasyim)