13.1 C
New York
21/05/2025
Aktual Gaya Hidup

FJB 2014: Kecap yang Menyatukan Nusantara

Indonesia, negara yang memiliki keragaman kuliner otentik yang sangat kaya. Dari wilayah Barat, Tengah hingga Timur Indonesia, terdapat begitu banyak jenis kuliner otentik yang dapat merepresentasikan kekayaan hasil alam dan kebudayaan Indonesia. Dan ternyata, kecaplah yang dapat menyatukan Nusantara. Kecap tidak hanya ditemui di wilayah Tengah Nusantara seperti di pulau Jawa dan sekitarnya, namun juga tersebar dari wilayah Barat dan Timur Nusantara.

Guna melestarikan kekayaan warisan kuliner Nusantara, kembali digelar Festival Jajanan Bango (FJB) 2014 bertema ‘Persembahan Warisan Kuliner dari Barat Hingga Timur Nusantara’. Jakarta menjadi kota persinggahan pertama, lalu Makassar (24 Mei) dan berakhir di Medan (7 Juni).

“Tujuannya melestarikan warisan kuliner Nusantara. Kami ingin mengedukasi masyarakat Indonesia dalam menggali, mendokumentasikan dan mengintegrasikan kekayaan warisan kuliner dari Barat hingga ke Timur Nusantara,” kata Nuning Wahyuningsih, Senior Brand Manager Bango PT Unilever Indonesia Tbk.

FJB kali ini untuk pertamakalinya menghadirkan sederetan legenda kuliner dari wilayah Barat, Tengah hingga Timur Nusantara yang telah teruji kelezatan dan kesohorannya untuk memanjakan lidah para pecinta kuliner. Secara total, ada 65 jenis hidangan otentik Nusantara, 30 di antaranya berasal dari wilayah Barat dan Timur Nusantara.

Firmansyah Rahim, Direktur Pengembangan Destinasi Wisata dan Ekonomi Kreatif Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, menyambut baik even ini. Memiliki misi yang sama untuk mengangkat citra kuliner tradisional Indonesia ke ranah yang lebih luas sehingga tidak hanya mampu meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai salah satu destinasi wisata, tetapi mampu memperkuat ekonomi kreatif dan industri kuliner.

Dua sosok selebriti, Nova Eliza dan Cynthia Lamusu ikut ambil bagian dalam FJB 2014. Merepresentasikan generasi muda yang memiliki kecintaan dan komitmen tinggi dalam melestarikan warisan kuliner Nusantara. Baik Nova maupun Cynthia menyatakan kebahagiaannya karena dapat terlibat di perhelatan kuliner akbar yang selalu dinanti para pecinta kuliner ini.

Uniknya, di FJB tahun ini, dihadirkan Bango Saung Digital. Di area ini, berbagai fasilitas dapat mereka nikmati, seperti meet and greet bersama pengamat kuliner untuk saling berbagi pengalaman, diskusi mengenai cara membuat artikel kuliner yang menarik, dan lain sebagainya.

Di waktu bersamaan, Bango juga melakukan Ekspedisi Warisan Kuliner Nusantara. Suatu perjalanan ekstensif yang menelusuri kekayaan kuliner di tiga wilayah Indonesia yaitu Indonesia Barat (Sumatra – Kalimantan), Indonesia Tengah (Jawa, Bali dan Madura) dan Indonesia Timur (Sulawesi, NTT, NTB, Maluku, Papua). Kegiatan ini telah berlangsung sejak pertengahan April lalu hingga Agustus nanti.

Arie Parikesit selaku pakar kuliner Nusantara yang memimpin ekspedisi ini mengatakan, kecap digunakan di seluruh Indonesia. Di wilayah Barat, misalnya, kecap banyak digunakan dalam jenis kuliner tumis dan kuah seperti Mie Aceh dan Pindang Ikan Patin. Di Wilayah Nusantara Timur banyak ragam kuliner daging dan ikan yang menggunakan kecap seperti Ikan Bakar Parape, Sop Konro dan Coto Makassar.

Ekspedisi ini menjadi semakin menarik karena seluruh masyarakat sebenarnya dapat terlibat dengan menjadi bagian dari komunitas digital Bango, baik melalui situs www.bango.co.id, Facebook Fan Page Warisan Kuliner, Twitter Warisan Kuliner dan YouTube Warisan Kuliner maupun mobile application Wisata Kuliner.

Melalui mobile application ini, pencinta kuliner tidak hanya dapat mengikuti rekam jejak tim ekspedisi, tetapi juga terlibat aktif dengan menuliskan review atas jajanan yang meraka santap dan langsung diunggah melalui aplikasi ini. Bahkan, para penjaja makanan juga berkesempatan untuk mempromosikan jajanannya kepada jutaan pengguna aplikasi ini.

Data yang terkumpul dari ekspedisi ini diolah menjadi satu dokumentasi lengkap dalam buku ‘Bango Jelajah Warisan Kuliner dari Barat ke Timur Nusantara’. Diharapkan buku ini akan menjadi salah satu referensi utama masyarakat Indonesia dalam memetakan, memahami dan mengapresiasi ragam kekayaaan warisan kuliner Nusantara. (tety)

Leave a Comment