Anis juga menyoroti peran e-commerce dalam mendorong fenomena Rojali. Menurutnya, kehadiran platform belanja online turut memengaruhi perilaku belanja konsumen.
Mal hanya digunakan sebagai tempat untuk melihat-lihat dan mencoba barang secara langsung, sebelum akhirnya membeli secara online (daring) dengan harga lebih murah.
Banyak konsumen kini menggunakan mal sebagai showroom fisik. Mereka melihat, mencoba, atau membandingkan produk di toko.
“Lalu membelinya secara online karena seringkali lebih murah atau ada promo menarik,” ucap Ketua Bidang Perempuan dan Keluarga (BIPEKA) DPP PKS tersebut.
Anis menegaskan kondisi ini menjadi tantangan bagi pengelola mal dan pelaku ritel. Industri ini dituntut beradaptasi dengan strategi baru.
Tidak semata-mata mengandalkan penjualan produk, melainkan juga menciptakan pengalaman belanja yang lebih menarik dan relevan bagi masyarakat.
“Mereka perlu memikirkan strategi baru yang tidak hanya berfokus pada penjualan barang, tetapi juga pada penciptaan pengalaman yang menarik, unik, dan relevan agar pengunjung merasa termotivasi untuk berbelanja,” kata Anis.