MAKASSAR, Possore.com – Apa sebenarnya penyebab atau pemicu munculnya tawuran warga itu? Doktor Ilmu Krimonologi Universitas Indonesia (UI), Bagus Sudarmanto mengakui kalau berbicara penyebab tawuran, tentu banyak, bergantung jenis tawurannya, apakah antar-pelajar atau remaja, antar-kelompok atau antar-warga.
“Yang kerap terjadi pada kasus tawuran dipicu persoalan sepele, saling mengejek misalnya, kemudian berbuntut. Dan tawuran kemudian menjadi semacam ‘penyakit kambuhan’ yang setiap saat bisa muncul,” kata Cak Bagus, sapaan akrab dari Dr Bagus Sudarmanto.
Pernyataan Dr Bagus tersebut disampaikan ketika diminta pendapatnya mengenai aksi tawuran warga di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Dua kubu bertikai, antara-warga Cambayya dengan warga Sabutung. Tim gabungan kepolisian yang datang membubarkan aksi tawuran, malah disambut dengan anak panah busur.
Menurut Dr Bagus, staf pengajar di sejumlah kampus ini, perilaku demikian sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan (tempat – perkampungan — maupun pergaulan), mereka yang tengah mencari dan status (biasanya oleh remaja), solidaritas (ada pada kalangan remaja dan warga).
Atau karena ada provokator yang sengaja memengaruhi emosi dan psikologi masyarakat (berdampak pada terjadinya disharmonisasi) untuk tujuan dan kepentingan tertentu. “Terlebih jika sudah ada bibit permusuhan sebelumnya,” kata Kriminolog berlatarbelakang wartawan dan mantan Pemred Tabloid Aksi dan Harian Terbit ini.
Yang pasti, kata Bagus Sudarmanto, bahwa tawuran lebih bertumpu pada adanya “dominasi emosi” ketika berada dalam kerumunan, maupun dalam merespon reaksi individual – sehingga sulit mengendalikan emosi dimaksud.
“Ketika gagal mengendalikan emosi, atau kehilangan kontrol atas emosi, maka orang pandai sekalipun bisa menjadi ‘bodoh’,” kata Cak Bagus.
Tak Pernah Tuntas
Aksi tawuran – yang semula hanya tawuran pelajar kemudian sekarang merembet lebih luas ke tawuran warga — agaknya tidak pernah tuntas diberantas hingga ke akar-akar persoalan yang sebenarnya.
Selama ini penanganan kasus tawuran, terkesan hanya terbatas sampai di permukaan. Ketika patrol polisi turun ke lokasi, aksi tawuran pun berhenti sesaat. Tapi begitu petugas patroli sudah pergi, tawuran berlanjut lagi.
Aksi tawuran yang pernah menghebohkan, pernah terjadi di Jakarta Timur tepatnya di Jalan Matraman Raya, antara warga Manggarai dengan warga Berland. Mereka berseteru hanya dibatasi jalan raya. Sekarang, aksi tawuran warga sudah mulai marak terjadi di daerah.
Peristiwa terbaru adalah aksi tawuran warga di Kota Makassar, Sulawesi Selatan dan juga beberapa daerah lain. Di Makassar tawuran dua kubu, antara warga Cambayya dengan warga Sabutung. Tim gabungan kepolisian yang datang membubarkan aksi tawuran, malah disambut dengan anak panah busur.
Kasus tawuran di Makassar (warga Sabutung dengan Cambayya) seperti diketahui, sudah berhasil diredam oleh Regu Penikam Polrestabes Makassar, Sulsel. Komandan Regu (Danru) Bripka Amal kepada wartawan, mengaku pihaknya sudah turun ke lapangan membubarkan dua kelompok warga yang tawuran.
Saat membubarkan tawuran, polisi terpaksa menembakkan gas air mata ke arah warga yang menyerang mereka dengan anak panah busur.
“Tim Penikam Polrestabes Makassar bersama jajaran Polsek Tallo, Tim Thunder Polda Sulsel membubarkan perang kelompok Cambayya dan Sabutung. Pada saat kami melakukan pembubaran kami melakukan penembakan gas air mata karena di lokasi kami mendapat perlawanan dari pelaku,” ujar Bripka Amal seperti dikutip DetikNews.
Dari lokasi tawuran ini, polisi membekuk 16 pria yang diduga hendak tawuran di Makassar. Tawuran dua kubu warga antara warga Cambayya dengan warga Sabutung ini, terjadi di perbatasan antara wilayah Kecamatan Tallo dan Kecamatan Ujung Tanah.
Di lokasi juga ditemukan beberapa blokade kayu untuk menghalangi polisi yang datang serta ban bekas yang sengaja dibakar oleh warga. Saat penyisiran di TKP, polisi sempat mengalami kesulitan. Beberapa ibu-ibu di lokasi berusaha menghalangi anggota yang mencari pelaku tawuran.
“Pada saat dilakukan pembubaran, warga berusaha melindungi para pelaku dari pengejaran petugas,” ungkap Amal.
Tidak ada satupun pelaku tawuran yang dijaring dalam peristiwa ini. Namun demikian, anggota menyita sejumlah senjata tajam jenis anak panah milik pelaku tawuran. “Ada beberapa anak busur beserta pelontarnya diamankan di lokasi itu,” tutur Amal.
Menurut warga, aksi tawuran ini sangat anarkis lantaran menggunakan senjata tajam jenis anak panah. Selain itu, beberapa lemparan bom molotov juga terlihat di lokasi. “Mereka menggunakan anak panah dan bom molotov,” sebut Bripka Amal (ND).