Penelitian Irwan juga menjelaskan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam sebuah merek. Tolak Angin, sebagai jamu alami, memanfaatkan storytelling dan testimoni konsumen untuk menciptakan hubungan emosional yang kuat.
Ia mengeksplorasi industri kesehatan di Indonesia, memberikan perspektif baru tentang bagaimana keterikatan emosional dapat meningkatkan loyalitas konsumen dan pengenalan merek.
Irwan menyampaikan terima kasih kepada UNNES atas penganugerahan gelar kehormatan yang Ia terima.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rektor UNNES beserta seluruh jajarannya, juga kepada keluarga saya, keluarga besar Sido Muncul, serta sahabat-sahabat yang selalu mendukung saya,” ungkap Irwan.
Menurut Irwan, hal-hal yang a lakukan sebagai produsen Tolak Angin adalah bentuk tanggung jawabnya kepada para konsumen.
Tolak Angin pertama kali diresepkan pada 1930 dan mulai diproduksi secara pabrik pada 1951. Produk ini dinyatakan aman untuk dikonsumsi dalam jangka panjang, sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
Dengan tagline “Orang Pintar Minum Tolak Angin,” produk ini berhasil mengubah persepsi masyarakat, dari yang sebelumnya menganggap jamu hanya untuk masyarakat tradisional, menjadi pilihan modern yang aman, praktis, dan terjangkau.