Festival Indonesian Cinema Legenda
Jakarta, Possore.id – Festival Indonesian Cinema Legenda akan diselenggarakan di Jakarta (Indonesia), Florence (Itali) dan Selangor (Malaysia) pada bulan Agustus dan September tahun 2025 ini.
Kegiatan festival ini berfungsi sebagai jembatan, menghubungkan visi perintis perfilman Indonesia seperti Usmar Ismail, Andjar Asmara, D Djajakusuma, Wim Umboh, dan Nyak Abbas Akup, dengan banyak orang di masa kini.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan, Ahmad Mahendra dalam pengantarnya pada rencana diselenggarakan Indonesian Cinema Legend 2025.
Dikatakan, festival ini juga mencerminkan percakapan sinematik kita yang semakin mendalam dengan budaya-budaya tetangga seperti Malaysia dan mitra global seperti Italia—mengingatkan kita bahwa sinema selalu menjadi dialog transnasional.
“Ini baru permulaan. Ekosistem perfilman Indonesia berada di ambang kejayaan yang lebih besar. Sembari kita menghormati legenda masa lalu, kita juga sedang meletakkan fondasi bagi munculnya legenda-legenda masa depan,” kata Ahmad Mahendra.
“Mari kita nantikan dengan penuh harapan dan antisipasi kisah-kisah yang akan dihidupkan oleh generasi pendongeng Indonesia berikutnya. Mari kita terus percaya pada kekuatan transformatif film,” tambahnya.
Kegiatan ini merupakan pengembangan dari Legend Awards yang terselenggara sejak tahun 2019 diinisiasi Sekretariat Nasional Kine Klub Indonesia (Senakki) melalui kolaborasi dengan berbagai pihak.
“Tahun ini ada teman penggiat perfilman di Italy dan Malaysia tertarik berkolaborasi,” kata Ketua Umum Kine Klub Indonesia Akhlis Suryapati.
“Kebetulan mereka sebelumnya sudah banyak beraktivitas berkait dengan perfilman Indonesia,” katanya.
Mitra penyelenggara dimaksud, adalah IMI Indonesia Meet Italy untuk di Florence dan Faculty Arts University of Nottingham Malaysia untuk di Selangor.
Di Florence, Direktur IMI Jacopo Cappuccio sudah biasa menyelenggarakan Festival Del d’ Cinema Indonesia – juga seorang yang diangkat menjadi Konsulat Kehormatan untuk Indonesia sejak 2019.
Selangor Malaysia
Di Selangor, Dekan Fakultas Seni University of Nottingham adalah Dag Yngvesson, peneliti dan pembuat film (termasuk membuat banyak film dokumenter tentang Indonesia), assten profesor berkebangsaan Amerika sekarang mengajar di Malaysia.
“Kegiatan ini dasarnya adalah apresiasi berbasis kebudayaan,” kata Akhlis Suryapati.
“Dalam upaya transformasi juga, tentu kita manfaatkan untuk promosi fim Indonesia, termasuk film-film baru produksi 2025,” kata Akhlis.
“Teman di Italy itu punya hasrat di sector industri film, yakni memasarkan film ke negara-negara Eropa, dan itu sudah dilakukan,” tambahnya.
“Sedang teman di Malaysia, lebih cenderung sebagai akademisi, peneliti tentang Indonesia, kebetulan juga filmmaker dan perhatian pada perfilman Indonesia,” katanya.
Menurut Akhlis Suryapati, kegiatan di Jakarta sifatnya lebih menekankan penghormatan dan apresiasi terhadap karya-karya dan tokoh film yang kita anggap melegenda dalam perfilman Indonesia.
“Sehingga jejaknya punya mafaat penting sampai sekarang, dan itu menjadi pengingat ketika mengembangkan dan memanfaatkan kebudayaan melalui film,” kata Akhlis.
“Tentu kami senang kegiatan seperti Indonesian Cinema Legend ini mendapat dukungan dari Pemerintah, seperti juga tahun-tahun sebelumnya,” kata Akhlis Suyapati.
Acara Indonesian Cinema Legend akan terdiri dari Penghargaan dan Penghormatan kepada Legenda Perfilman, Pertunjukan film-film klasik yang menjadi tonggak legenda Film Indonesia, Promosi Film Indonesia melalui pameran poster dan screening trailer.
Di sela-sela itu ada diskusi komunitas. Di Jakarta kegiatan berlangsung 12 – 14 Agustus, di Florence, Italy, 14 – 18 Agustus, di Selangor, Malaysia 12-14 September 2025. (Nur)*