BEKASI (Pos Sore) — Rektor Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Dr Ir Ayub Muktiono M.SIP, CIQaR, menyampaikan, Dies Natalis ke-70 Unkris tahun ini kembali dilaksanakan secara sederhana.
“Meski sederhana, namun diharapkan tidak mengurangi makna dies natalis itu sendiri,” katanya dalam acara tumpengan dan doa bersama anak yatim, Jumat, 1 April 2022. Kegiatan ini dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-70 Unkris.
Menurut Rektor, dies natalis adalah momen yang tepat untuk terus menjaga semangat guna melanjutkan tongkat estafet cita-cita para pendiri Unkris. Yakni melahirkan generasi yang unggul, cerdas dan berakhlak mulia.
“Berjanjilah, kita semua yang hadir di sini untuk terus meneladani dan menjaga amanah yang diberikan oleh para pendiri Unkris,” kata Rektor saat memberikan sambutannya.
Kegiatan ini sendiri berlangsung di gedung rektorat dan masjid Al Ikhsan Unkris. Dihadiri pimpinan Unkris mulai dari rektor, warek 1, warek 2, warek 3, ketua lembaga, dekan, wakil dekan dan semua kaprodi.
Hadir pula Ketua Yayasan Unkris Amir Karyatin SH berserta jajarannya, Ketua Pengawas Yayasan Unkris Dr Ali Juhardi, mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang juga guru besar FE Unkris Prof Dr Bomer Pasaribu.
Rektor melanjutkan, ibarat manusia, usia 70 tahun adalah usia yang sudah sangat matang. Demikian juga dengan Unkris yang dipimpinnya.
Perguruan tinggi yang bermula dari konsulat Balai Perguruan Krisnadwipayana tahun 1952, kini terus tumbuh dan mengalami kemajuan yang pesat.
Jurusan hukum yang menjadi cikal bakal Unkris bahkan telah melahirkan banyak tokoh mumpuni di bidang hukum.
Begitu pula di jurusan lainnya. Alumni Unkris banyak yang sukses berkarier baik di bidang legistaltif, eksekutif maupun yudikatif. Dari jabatan anggota parlemen, mahkamah agung, menteri, pengusaha, dan lainnya.
“Semua pencapaian tersebut tidak terlepas dari perjuangan para pendiri Unkris dan pimpinan Unkris sebelumnya,” ujarnya.
Karena itu, sudah menjadi kewajiban bersama untuk berterima kasih dan mendoakan mereka yang telah mendahului kita.
“Semoga segala amal kebaikan mendapatkan ganjaran setimpal dari Allah SWT,” tegas Rektor.
Dalam kesempatan itu, hadir pula Ketua Pembina Yayasan Unkris Prof Gayus Lumbuun. Ia menyampaikan rasa syukurnya Unkris dapat melewati masa-masa sulit dalam perjalanannya hingga mampu mencapai usia 70 tahun.
Masa-masa sulit itu, sebutnya, antara lain munculnya konflik. Konflik itu selalu ada dan dijumpai di mana-mana, bahkan dalam keluarga.
“Piring saja berdenting ketika bergesekan. Demikian pula lembaga kampus, tentu konflik selalu ada dengan skala yang ringan, sedang hingga berat,” tuturnya.
Tetapi ia bersyukur konflik tersebut dapat diatasi dengan baik. Yang bahkan pada akhirnya, menguatkan Unkris menjadi jajaran perguruan tinggi swasta yang diperhitungkan di kancah nasional.
Kuncinya, ketika terjadi konflik di semua lini pimpinan, mulai dari pimpinan rektorat, pimpinan ditingkat fakultas, dosen, dan mahasiswa dapat bersikap tegas dalam menghadapi konflik.
“Saya kira tidak semua konflik itu jadi bencana, tidak semua konflik itu jelek. Selama kita masih hidup di tengah masyarakat, konflik akan selalu ada. Kuncinya, bagaimana kita tegas bersikap,” tukas Prof Gayus.
Prof Gayus melanjutkan, Unkris telah melahirkan banyak sekali tokoh hebat mulai dari Menteri, Jaksa Agung, Dubes, bahkan kepala staf TNI AD. Semuanya alumni Unkris.
Sementara itu, Ketua Steering Committee Dies Natalies ke-70 Unkris Dr. Parbuntian Sinaga didampingi Ketua Pelaksana Dr Susetya Herawati menjelaskan, Dies Natalis 70 ini masih dilakukan dengan sangat sederhana.
“Tepat pada tanggal lahirnya Unkris yakni 1 April kami menggelar kegiatan pemotongan tumpeng dan doa bersama anak yatim,” kata Parbuntian.
Direnncanakan kegiatan dies natalis akan berlanjut setelah Idul fitri. Dengan mengadakan pertandingan-pertandingan antar unit.
Baik unit Rektorat maupun tingkat Fakultas untuk menumbuhkan kebersamaan. Yang artinya, melibatkan unsur pimpinan, dosen dan mahasiswa.
Selain itu, rangkaian Dies Natalis ke-70 Unkris juga mengagendakan Orasi Ilmiah sebagai bagian dari tradisi keilmuan dan akademik Unkris.
Sebab sebagai sebuah institusi pendidikan, Unkris memegang tanggung jawab yang besar untuk senantiasa mengembangkan penelitian dan kajian di berbagai disiplin keilmuan demi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Sebagai bentuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pada dies natalis kami mengagendakan orasi ilmiah,” tandas Parbuntian.
Ia berharap rangkaian Dies Natalis ke-70 Unkris yang melibatkan semua sivitas akademika termasuk alumni dapat berjalan lancar.