POS SORE — Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum BULOG) kini mulai melakukan penyerapan jagung hasil petani dalam negeri. Penyerapan jagung lokal dilakukan ini diawali Bulog Divisi Regional (Divre) Lampung dan Bulog Subdivre Bojonegoro.
Penyerapan jagung oleh Bulog Divre Lampung ini baru sekitar 11.000 kg sedangkan penyerapan yang dilakukan Bulog Subdvire Bojonegoro sebanyak 100.000 kg.
Penyerapan jagung lokal Bulog ini bekerjasama dengan Gapoktan Harapan Bersama berkoordinasi dengan Kodim 0429/Lampung Timur. Bulog Divre Lampung melakukan pembelian jagung lokal dari petani Desa Sadar Sriwijaya, Kecamatan Sribawono Lampung Timur.
“Di wilayah tersebut ada sekitar 9 ribu hektar lahan yang ditanami jagung, dengan luas areal yang sudah panen lebih dari 5 ribu hektar. Artinya masih ada potensi panen seluas sekitar 4 ribu hektar lagi,” kata Arjun Ansol Siregar, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog.
Sementara Bulog Subdivre Bojonegoro melakukan kerjasama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) se-Kabupaten Tuban dan Paguyuban Peternak Unggas Kabupaten Tuban dalam menyerap dan mendistribusikan jagung lokal.
“Bulan Februari – Maret ini diperkirakan akan memasuki puncak panen raya jagung di Kabupaten Tuban, sehingga perlu dijaga keseimbangan kepentingan petani jagung, peternak unggas dan industri pakan,” tutur Arjun.
Arjun mengatakan, penyerapan jagung oleh Bulog dilakukan sesuai dengan Permendag Nomor 96 Tahun 2018 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen.
Namun dalam pembeliannya, Arjun menjelaskan, Bulog menggunakan skema komersial, sehingga harga pembeliannya menjadi di atas Harga Acuan Pembelian yang telah ditetapkan Pemerintah yaitu Rp3.150/kg.
“Pembelian jagung oleh BULOG melalui skema komersial ini sebagai salah satu bentuk dukungan pemerintah ke petani jagung guna memenuhi kebutuhan peternak ungags agar tetap panen dalam kontribusi pembangunan pertumbuhan ekonomi,” kata Seper Perum Bulog ini. (aryo)