Possore.com — Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dan Gerakan Selamatkan KPK (GASAK) bertekad akan kembali melakukan unjuk rasa dengan jumlah massa yang lebih besar setelah aksi yang dilakukan sepanjang hari ini di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi berakhir Senin sore sekitar pk 15.30 WIB.
“Kami BEM Seluruh Indonesia akan kembali ke jalanan dalam waktu dekat dengan jumlah massa yang lebih besar,” ucap Humas massa aksi BEM SI dan GASAK, Joji Kuswanto, sambal mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergabung, merapatkan barisan untuk turun ke jalan.
Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi , untuk merespons sikap diam Presiden Joko Widodo terhadap surat yang telah disampaikan mahasiswa. Sebelumnya, mahasiswa meminta Jokowi memulihkan status 57 pegawai yang akan dipecat.
Pantauan CNN Indonesia, aksi ini membubarkan diri tak lama setelah mendapat represi dari aparat kepolisian yang sejak awal membuat barikade.
Demonstrasi yang digelar massa BEM SI ini sempat ricuh. Bermula dari sikap aparat yang melarang mahasiswa mendekat ke halaman Gedung KPK.
Sempat terjadi aksi saling dorong karena polisi tidak kunjung membuka akses menuju halaman gedung KPK. Massa aksi menuntut polisi membuka barikade untuk berunjuk rasa di halaman gedung Merah Putih KPK.
Mahasiswa dan aparat saling mempertahankan barisannya masing-masing. Kedua pihak terlibat aksi saling dorong dengan sengit.
Insiden saling dorong sempat mereda. Namun kejadian berulang setelah luapan emosi massa kembali tak terkendali.
“Jam 3 kita putuskan hasil rembuk bersama apa pun yang terjadi kita merangsek masuk. Tapi, akhirnya lebih banyak yang terluka dan berdasarkan dari forum presiden-presiden mahasiswa, kita putuskan untuk mengakhiri aksi untuk nantinya kembali melanjutkan aksi di hari-hari selanjutnya,” ujar humas massa aksi BEM SI dan GASAK, Joji Kuswanto, Jakarta, sebagaimana dikutip CNN Indonesia, Senin (27/9).
Joji mengungkapkan pihaknya akan kembali lagi ke Gedung Merah Putih KPK sampai tuntutan pembatalan pemecatan 57 pegawai KPK diakomodasi oleh pimpinan KPK.
Sebelum membubarkan diri, perwakilan mahasiswa sempat membacakan sejumlah tuntutan. Pertama, mereka menyayangkan sikap kepolisian yang tidak memberikan ruang bagi mahasiswa untuk bisa menyampaikan aspirasi di depan Gedung Merah Putih KPK. Kedua, mereka menyayangkan sikap represif aparat kepolisian dalam mengawal aksi. Hal itu, kata dia, dibuktikan dengan beberapa mahasiswa yang mendapatkan luka. Ketiga, mereka menyayangkan langkah Ketua KPK Firli Bahuri yang menghindari mahasiswa dengan memilih melakukan perjalanan dinas ke Jambi.(lya)
