SURABAYA, PosSore – Udara di Surabaya terasa berbeda akhir April ini. Bukan hanya karena hangatnya silaturahmi usai Lebaran, melainkan juga semangat baru yang dibawa delegasi China dan Singapura. Mereka datang dengan satu misi: mempersiapkan pameran IndoWood Expo 2025 yang akan digelar 19–21 Juni mendatang di Grand City Convex Surabaya.
Antusiasme mereka bukan tanpa alasan. Jawa Timur, dengan denyut industri mebel dan kerajinannya yang kuat, siap menjadi tuan rumah bagi pertemuan teknologi terkini dan kebutuhan industri. “Surabaya dipilih karena di sini jantungnya industri mebel Indonesia, terutama untuk produk solid wood, panel, dan rotan,” kata Abdul Sobur, Ketua Umum HIMKI, usai acara Halal Bi Halal di Hotel Shangrila Surabaya, Minggu (26/4).

Data yang dipaparkan Sobur menguatkan posisi Jawa Timur sebagai raksasa industri mebel dengan populasi 41,81 juta jiwa dengan pertumbuhan ekonomi 4,93% (2024). Dari jumlah ini hampir 1 juta perusahaan industri dengan 3,47 juta tenaga kerja berada disitu. Hal penting lain adalah ekspor mebel Januari-Februari 2024 mencapai USD 170,9 juta (naik 11,02% YoY)
“Kami terus mendorong ekspansi ke pasar baru seperti Brasil, India, dan Afrika Selatan,” tutur Abdul Sobur.
Membawa Angin Perubahan
Heru Prasetyo, Wakil Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), tak bisa menyembunyikan kegembiraannya menyambut antusiasme delegasi. “Mereka ingin langsung menawarkan solusi mesin modern ke industri furnitur Jawa Timur,” ujarnya.
Menurutnya kebutuhan akan modernisasi memang mendesak. Prasetyo menegaskan, “Industri kita butuh mesin-mesin canggih untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. IndoWood Expo nanti akan menjadi jendela bagi pelaku industri untuk melihat teknologi terbaru,” tegas Heru Prasetyo.
Acara yang digelar HIMKI bersama Dyandra Promosindo dan Pablo Publishing & Exhibition ini diharapkan menjadi platform pertemuan teknologi dan kebutuhan industri, menjadi katalisator peningkatan produktivitas melalui adopsi mesin modern dan sekaligus menjadi jembatan menuju pasar global yang lebih luas.
Heru Prasetyo, Wakil Ketua Umum HIMKI, tak bisa menyembunyikan kegembiraannya menyambut antusiasme delegasi. “Mereka ingin langsung menawarkan solusi mesin modern ke industri furnitur Jawa Timur,” ujarnya.
Kebutuhan akan modernisasi memang mendesak. Prasetyo menegaskan, “Industri kita butuh mesin-mesin canggih untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. IndoWood Expo nanti akan menjadi jendela bagi pelaku industri untuk melihat teknologi terbaru.”
“Tak mungkin industri tumbuh tanpa peralatan modern,” tegas Prasetyo. Dengan semangat baru ini, IndoWood Expo 2025 bukan hanya event biasa, melainkan titik balik menuju era baru industri mebel Indonesia yang lebih kompetitif di kancah global.
Heru Prasetyo menjelaskan pertumbuhan industri mebel dan kerajinan Indonesia mustahil tercapai tanpa dukungan peralatan modern. Pernyataan ini bukan sekadar retorika, melainkan refleksi dari realitas di lapangan. Di era kompetisi global saat ini, industri yang masih mengandalkan peralatan konvensional akan kalah bersaing baik dari segi efisiensi, kualitas, maupun kapasitas produksi.
Peralatan modern menjadi kunci utama dalam menjawab tantangan produktivitas. Mesin-mesin canggih tidak hanya mempercepat proses produksi, tetapi juga memastikan konsistensi kualitas produk. “Industri kita harus berani berinvestasi pada teknologi jika ingin bertahan dan berkembang di pasar global,” tegas Prasetyo. Tanpa lompatan teknologi, mustahil bagi pelaku industri untuk memenuhi standar internasional yang semakin ketat.
Lebih dari itu, modernisasi peralatan juga berdampak pada daya saing harga dan kemampuan penetrasi pasar baru. Dengan efisiensi yang lebih baik, biaya produksi dapat ditekan sehingga harga produk lebih kompetitif. Inilah mengapa kehadiran IndoWood Expo 2025 menjadi begitu strategis—sebagai jembatan yang mempertemukan kebutuhan industri lokal dengan solusi teknologi terkini dari berbagai negara.
Sebuah pameran yang layak dinantikan, di kota yang tepat, pada momentum yang pas. Surabaya siap menulis babak baru sejarah industri mebel nasional. (aryodewo)