POSSORE.ID, Singapura — Suasana Marina Bay Sands, Singapura, pada awal September itu terasa begitu dinamis. Desain, furnitur, arsitektur, hingga ide-ide segar tentang gaya hidup modern bertemu dalam satu ruang besar bernama FIND Design Fair Asia. Di tengah keramaian pameran internasional itu, rombongan kecil dari Indonesia tampak serius mengamati setiap detail—delegasi Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI).
Bagi HIMKI, kehadiran di ajang bergengsi ini bukan sekadar berjalan-jalan atau menikmati instalasi seni berkelas dunia. Ada misi penting yang mereka bawa pulang: menyerap inspirasi, memperkaya wawasan, dan menjalin jejaring baru. Semua itu nantinya akan dituangkan dalam penyelenggaraan Indonesia International Furniture Expo (IFEX) agar semakin mampu bersaing di panggung global.

“Singapura sejak lama dikenal sebagai hub perdagangan dan logistik Asia Tenggara,” tutur Abie Abdillah, Ketua Bidang Pengembangan Desain Mebel DPP HIMKI. Ia mengingatkan kembali bahwa negeri jiran ini pernah punya International Furniture Fair Singapore (IFFS) yang berlangsung selama 36 tahun, sebelum akhirnya berhenti pada 2019. Kala itu, IFFS menjadi panggung penting bagi industri mebel regional, termasuk Indonesia yang rutin mengirim ratusan peserta.
Sejak IFFS usai, Singapura sempat kehilangan magnetnya sebagai episentrum pameran furnitur regional. Namun momentum itu kembali hadir pada 2022 lewat kolaborasi DMG Events dan DesignSingapore Council yang meluncurkan FIND Design Fair Asia. Berbeda dari IFFS, ajang ini lebih menekankan aspek desain dengan target sektor B2B, interior, arsitektur, dan hospitality.
Hanya merek dan produk dengan kualitas terkurasi yang bisa tampil. Paviliun khusus dari berbagai negara ikut meramaikan, termasuk Paviliun Indonesia yang diinisiasi Indonesia Contemporary Art & Design (ICAD). Lebih dari sekadar pameran, FIND juga menghadirkan Design Summit berupa konferensi, instalasi, dan diskusi dengan tokoh besar dunia—sebut saja Zaha Hadid Architects hingga AEDAS Design. Ada pula program EMERGE, hasil kurasi Design Anthology, yang menampilkan 50 desainer muda Asia Tenggara pilihan, termasuk talenta berbakat dari Indonesia.
Di sela kunjungan, HIMKI aktif menjalin komunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan internasional: mulai dari Carl Press (Event Director DMG Events), Jirachai Tangkijngamwong dari Thailand, hingga tim kurator Asian Civilisations Museum. Dari interaksi inilah, HIMKI berharap terbuka peluang kerja sama baru yang bisa memperkuat posisi IFEX sebagai ajang furnitur dan desain berkelas dunia.
“Kunjungan ini memiliki arti strategis. Kami ingin IFEX tidak sekadar menjadi pameran produk, tetapi ruang inspirasi desain yang menampilkan kualitas dan kreativitas terbaik dari Indonesia,” ujar Abie.
Delegasi HIMKI yang hadir di Singapura antara lain Abdul Sobur (Ketua Umum), Adhi Nugraha (Dewan Pakar Bidang Desain), Djudjuk Aryati (Wakil Ketua Umum Bidang Promosi dan Pemasaran), Bambang Wijaya (Wakil Ketua Umum Bidang Pembinaan UKM dan Kewirausahaan), serta Abie Abdillah sendiri. Kehadiran mereka bukan hanya simbol, tetapi penegasan bahwa HIMKI berkomitmen menjaga IFEX tetap relevan dengan tren global sekaligus memperkuat posisi Indonesia di peta industri furnitur dunia.
Dari Marina Bay Sands hingga Jakarta, perjalanan ini menjadi pengingat bahwa industri mebel bukan hanya soal memproduksi kursi, meja, atau sofa. Ia juga soal kreativitas, jejaring, dan kemampuan membaca tren dunia. Dan dari Singapura, HIMKI pulang membawa segudang inspirasi baru—bekal untuk menjadikan IFEX semakin inovatif, inspiratif, dan berkelas dunia. (aryodewo)