11.6 C
New York
28/10/2024
Aktual Ekonomi

Dari Rakernas HIMKI 2024: Meningkatkan Daya Saing untuk Capai Target Ekspor 5 Miliar USD

JAKARTA (PosSore.id) – Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur berharap pihak Kementerian Perindustrian mendorong pemberian subsidi pada peremajaan teknologi industri mebel nasional.

Peremajaan teknologi tegas Abdul Sobur, adalah bagaimana mendorong ke arah teknologi canggih agar produksi kerajinan mebel Indonesia memiliki standarisasi setara dengan negara-negara lain.

“Peremajaan teknologi ini harus segera kita lakukan dan produktivitas kita harus didorong dengan teknologi canggih,” tegas Sobur pada acara Rekernas HIMKI yang berlangsung Jumat-Sabtu, 16-17 Februari 2024 di Hotel Aryaduta Jakarta.

Menurut Sekjen IMKI Maskur Zaenuri tema Rakernas kali ini “Pentingnya Meningkatkan Daya Saing Industri Mebel dan Kerajinan Sebagai Kebijakan Prioritas untuk Mendukung Tercapainya Target Ekspor 5 Miliar USD” menegaskan betapa pentingnya memperbaiki daya saing industri mebel dan kerajinan nasional.

Dalam kondisi krisis, tegas Sekjen HIMKI persaingan otomatis menjadi semakin ketat karena pasar global terhadap produk mebel dan kerajinan masih terbuka lebar. Sejauh ini China, Vietnam dan Malaysia masih menguasai sektor industri ini, kendati ekspor China mengalami penurunan.

Namun katanya, kalau dicermati mendalam, justru China lah yang sangat perkasa. Memang, data menunjukan ekspor industri mebel dan kerajinan China turun  dari 85 miliar USD ke 70 miliar USD, atau turun 15 miliar dollar AS.

Tetapi China telah merelokasi industri mebelnya ke Vietnam, sehingga Vietnam lah yang mengekspor dan uangnya tetap masuk ke perusahaan-perusahaan China. Lebih dari 600 perusahaan China melakukan relokasi ke Vietnam.

Yang terjadi di Malaysia pun jelas Maskur Zaenuri sama seperti di Vietnam dimana China mendekati Malaysia dengan relokasi industri, walaupun tidak semasif Vietnam. Penggunaan teknologi canggih yang dipakai China dan otomatis dipergunakan juga di dua negara tetangga Indonesia ini.

Kendati demikian, HIMKI tetap optimis bahwa industri mebel dan kerajinan Indonesia tetap akan mengalami pertumbuhan. “Di dalam negeri kita memiliki pameran IFEX. Kita mobilisasi buyer masuk dari pasar non-tradisional  seperti India, Middle East dan lain sebagainya,” tutur Zaenuru.

Seperti diketahui, dalam beberapa waktu ini memang terjadi penurunan ekspor industri mebel dan kerajinan Indonesia  ke Amerika dan Eropa yang merupakan pasar tradisional. Untuk itu, HIMKI terus mendorong kerjasama dengan Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri untuk mendukung perluasan pasar non-tradisional.

India menjadi salah satu tujuan produk Indonesia. Dengan pertumbuhan penduduk yang masif, dan bukan negara produsen seperti China, India adalah pasar yang menjanjikan.

Bahkan dari berbagai pemaparan yang muncul di Rakernas ada satu benang merah kesimpulan, meskipun kondisi perekonomian dunia belum pulih akibat kondisi geopolitik, namun permintaan terhadap produk mebel dan kerajinan masih terus tumbuh dengan China sebagai eksportir terbesar produk mebel dunia.

Selain membahas soal teknologi dan ekspor, Rakernas kali ini juga membahas amanat AD/ART dan menyusun Program Kerja Tahunan yang implementatif, operasional dan terukur sekaligus menyusun rekomendasi kebijakan.

Rakernas juga membahas isu-isu global terutama prospek, tantangan dan hambatan serta menyusun soulusi dan rekomendasi dalam mengoptimalkan potensi dan peluang yang ada serta mengantisipasi dan memitigasi hambatan dan permasalahan. (aryo)

 

 

Leave a Comment