KETIKA kendaraan yang ditumpanginya memasuki sebuah lokasi transmigrasi di Lampung, sorotan mata penuh bahagia menyambut kedatangannya yang juga merekah senyuman menyapa satu per satu anak transmigran yang baru saja pulang sekolah. “Jadi anak yang pandai ya, dan jangan lupa selalu membantu orang tuamu,” ujar Direktur jenderal Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi (P2KTrans) sambil mengelus kepala seorang anak laki-laki yang menjawab sapaan itu sambil menngangguk kecil.
Dia adalah Jamaluddien Malik yang kini menjabat Dirjen P2KTrans yang memiliki visi dan optimisme bahwa kelak transmigran dan anak keturunannya bakal menjadi pionir pembangunan di daerah di mana mereka ditempatkan beberapa tahun sebelumnya.
Arah kebijakan pembangunan nasional dalam rangka mengatasi permasalahan pengangguran antara lain melalui penciptaan dan perluasan peluang berusaha serta kesempatan kerja. Salah satu upaya adalah melalui penyelenggaraan transmigrasi. Keberhasilan transmigrasi sangat bergantung pada dukungan dan partisipasi semua pihak terkait termasuk lintas sektor, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, kalangan dunia usaha, lembaga perbankan dan perguruan tinggi.
Bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan berpenduduk heterogen dengan pernyebaran yang tidak merata, tentunya akan terjadi ketimpangan dalam pelaksanan pembangunan. Untuk itu pemerintah harus meningkatkan mobilitas penduduk sebagai tenaga kerja. Penyelenggaraan transmigrasi merupakan program yang solutif.
Pria kelahiran Jepara, 21 Juli 1959 dari keluarga sederhana ini memiliki harapan yang tinggi terhadap para transmigran tersebut. Sebab baginya mobilitas penduduk merupakan upaya untuk mensinergikan dua potensi sumberdaya produktif, yaitu SDM yang merupakan unggulan daerah asal transmigran, dan SDA sebagai unggulan daerah penempatan transmigrasi. Dia mengakui bahwa upaya tersebut masih belum optimal saat ini.
Untuk itu ayah tiga anak ini mencanangkan langkah-langkah revitalisasi ketransmigrasian, melalui refocusing penyelenggaraan transmigrasi dan optimalisasi peran serta masyarakat untuk membangun pusat-pusat pertumbuhan baru melalui penciptaan sentra-sentra produksi baru yang terintegrasi di kawasan transmigrasi. Para transmigran di beberapa lokasi sekarang sudah bisa menikmati hasil dari revitalisasi tersebut.
Suatu saat, Jamaluddien pernah ditanyai oleh beberapa kelompok pengusaha dalam satu seminar. Apakah kawasan transmigrasi bisa berkembang tanpa adanya dukungan investor? Tentu tidak, spontan jawab Jamal. Transmigrasi adalah bidang pembangunan yang strategis dan dinamis dalam menciptakan peluang investasi. Kebutuhan investasi di kawasan tramsigrasi berkisar Rp9,5 Trilyun.
Sebab menurut suami Hj Rina Asri ini, siapapun tidak bisa menyangkal bahwa peranan investasi dalam pembangunan transmigrasi adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat transmigran dan penduduk sekitar.
Dari hari ke hari Jamaluddien lewati dengan kerja keras dan selalu menyempatkan diri turun ke kawasan transmigrasi untuk melihat langsung pertumbuhan dan perkembangan kawasan transmigrasi, tidak hanya membaca laporan tertulis yang dikirim oleh kantor transmigrasi setempat.
Pertengahan tahun lalu, saat mengadakan kunjungan kerja ke Lampung Tengah senyumnya mengiringi rasa haru ketika menyerahkan 9.800 persil sertifikat tanah hak milik kepada warga transmigrasi. Sebersit sinar terang dan harapan semoga tanah yang sudah menjadi milik para transmigran itu akan lebih meningkatkan kesejahteraan dalam jangka waktu panjang. Data menyebutkan secara keseluruhan sampai pada akhir tahun anggaran 2013, telah diserahkan 37.341 persil sertifikat untuk transmigran yang tersebar di 11 provinsi.
Alumnus IPB ini dalam meniti kariernya sampai ke puncak fungsinya sebagai Aparatur Sipil Negara dengan pangkat IVE sudah melanglangbuana ke seantero nusantara, saat orang enggan untuk berkarier di Irian Jaya (Papua Red), Jamaluddien Malik muda dengan rasa percaya diri yang tinggi bersedia ditempatkan disana. Diapun tidak hanya berdiam diri selama bertugas di provinsi tertimur itu. Memasuki belantara Irian Jaya yang masih perawan dilakoninya hanya untuk memilih lahan mana yang tepat untuk lokasi transmigrasi.
Pengalamannya selama bertugas di Irian Jaya itulah yang membuat alumnus program pasca sarjana STIE Jakarta itu selalu beranggapan bahwa segala sesuatu yang diniatkan dengan baik untuk kebaikan orang banyak akan selalu mendapat Ridho Allah. Daerah lain di Indonesia tidak seganas tanah Irian Jaya yang masih perawan. Papua adalah provinsi perbatasan dengan negara tetangga Papua Nugini ((PNG) sama dengan beberapa wilayah lain di tanah air.
Sudah sejak lama Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi melakukan pembangunan dan pengembangan kabupaten perbatasan darat yang ada di seluruh Indonesia. Sampai saat ini sudah puluhan ribu transmigran dan penduduk sekitar yang mendiami kawasan transmigrasi di kabupaten-kabupaten di empat provinsi perbatasan darat. Keberadaannya telah mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi setempat, dan mampu menciptakan pusat pusat pertumbuhan baru di wilayah perbatasan darat, serta mendorong pemekaran kabupaten/kota.
Kabupaten perbatasan yang semula adalah lokasi transmigrasi adalah Kabupaten Kerom dan Boven Digul di Provinsi Papua. Di Provinsi Kalimantan Barat adalah Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Timur meliputi Kabupaten Nunukan, Malinau dan Kabupaten Kutai Barat.
Jamaluddien tentunya hanya bisa berharap dan berharap, karena apa yang telah dilakukan saat ini harus menjadi gayung bersambut dengan penggantinya kelak ketika dirinya memasuki masa pensiun atau mendapat kepercayaan baru dari negara pada posisi yang lain. Dan transmigran sebagai pejuang pembangunan di daerah harus lebih percaya diri menyampaikan eksistensinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (hasyim husein)