Di era serba modern ini, banyak orang yang enggan berbelanja ke pasar tradisional, yang identik dengan kusam, bau dan becek. Tak heran, jika sebagian besar masyarakat lebih memilih memenuhi kebutuhan sehari-hari di supermarket atau pusat perbelanjaan modern. Berbelanja di pasar modern menjadi gaya hidup tersendiri bagi masyarakat urban.
Padahal, saat ini, tak semua pasar tradisional kondisinya seperti itu. Banyak juga tempat jual beli ini kondisinya bersih, aman dan nyaman. Harganya pun jauh lebih murah dibanding di pasar modern. Produknya juga lengkap. Nah, kenapa kita tidak melangkahkan kaki ke pasar tradisional?
Dengan belanja di pasar tradisional sama dengan membantu usaha mikro dalam negeri untuk berkembang. Kita bisa berperan aktif membantu pasar tradisional di tengah gempuran pasar modern agar lebih bersolek diri.
Kehadiran pasar tradisional tak bisa dilepaskan dengan keberadaan komunitas pedagang di pasar rakyat itu. Ajang kumpul-kumpul sambil menjalin silaturahmi, dan tentunya berbagi ilmu dan informasi-informasi penting.
Keberadaan komunitas ini pun dirangkul dalam program ‘Sahabat Pasar Adira Finance’ yang belum lama ini diluncurkan oleh PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk, bekerjasama dengan Kementerian Perdagangan. Mereka mendapatkan bantuan pembinaan dan pelatihan pengelolaan keuangan, serta peningkatan usaha. Bersahabat dengan pasar? Apa menariknya?
Willy Suwandi Dharma, Direktur Utama Adira Finance mengatakan program ini bertujuan membantu meningkatkan kesejahteraan para pedagang pasar tradisional. Salah satu program Creating Shared Value (CSV) ini menyasar 10 pasar tradisional di wilayah Cibubur, Ciracas, Cijantung, Citeureup, Depok, Kranggan Mas, Pasar Minggu, Cileungsi, Pondok Gede, dan Bogor, sebagai proyek percontohan.
“Program ini untuk memberikan dan menciptakan nilai tambah antara perusahaan dan komunitas, dalam mengembangkan kesejahteraan sosial melalui pembinaan dan pendampingan kepada para pedagang pasar,” katanya, di Pasar Citereup, Bogor.
Dalam program ini, Adira Finance akan mencari para pedagang pasar tradisional yang berpotensi menjadi ‘kader pasar’ yang nantinya diberikan pembinaan dan pelatihan oleh Adira Finance. Para kader inilah yang akan menjadi pendorong bagi para pedagang lainnya untuk bersama-sama meningkatkan usaha.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Srie Agustina, menilai pengelolaan pasar rakyat saat ini semakin baik. “Lewat program ‘Sahabat Pasar Adira Finance’, saya yakin para pedagang pasar tradisional tidak akan tergeser oleh pasar modern,” katanya.
Biasanya, dalam satu pasar terdapat 500-1.000 pedagang yang terlibat aktivitas jual beli. Aktivitas ini salah satu pusat perputaran uang yang tinggi dan berpotensi untuk dikembangkan. (tety)