14.4 C
New York
28/10/2024
Aktual Ekonomi

Bergerak di Sektor Pangan, Menkop Jadikan Koppontren Al Ittifaq Role Model

BANDUNG (Pos Sore) — Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengunjungi Koperasi Pondok Pesantren Al Ittifaq di kawasan Ciburial, Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Minggu (21/6). Salah satu koperasi sektor riil yang bergerak di sektor pangan, ini akan dikembangkan ke depan sebagai role model.

Dikatakan, Kemenkop akan memback-up koperasi atau koppontren seperti itu melalui pembiayaan LPDB KUMKM dengan memprioritas sektor pangan. Koppontren ini sudah menerapkan sistem online, sehingga diyakini bakal menjadi percontohan bagi koppotren lainnya di Indonesia.

“Pesantren ini sudah transformatif, pro teknologi, dan sudah melek IT. Kita akan mempercepat transformasi digitalisasi ekonomi, terutama untuk KUMKM,” imbuh Teten.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang turut hadir, mengatakan sektor usaha yang sangat terdampak pandemi Covid-19 adalah perdagangan, jasa, dan industri. Sektor pertanian hanya sedikit terdampaknya. “Terlebih, kita punya program strategis One Pesantren One Product. Insya Allah, mulai Agustus, ekonomi kita melaju kembali,” tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dirut LPDB KUMKM Supomo mengungkapkan, Minggu depan akad kredit pembiayaan dana bergulir sebesar Rp7,3 miliar untuk Koppontren Al Ittifaq akan ditandatangani. “Dana bergulir itu sebagai modal kerja dan infrastruktur untuk kepentingan ekspor produk,” kata Supomo.

Akad pembiayaan menggunakan pola akad Mudharabah untuk modal kerja dengan nisbah bagi hasil 30% untuk LPDB-KUMKM dan 70% untuk koperasi. Sedangkan akad Murabahah untuk investasi dengan margin sebesar 3% per tahun atau 15% selama lima tahun dari harga beli. Jangka waktu pembiayaan selama 60 bulan sudah termasuk grace periode pengembalian pokok selama enam bulan.

Menurut Supomo, peran LPDB KUMKM tidak hanya dalam pembiayaan, tetapi juga pendampingan. “Terlebih lagi, pencairan pembiayaan ini masuk ke dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional atau PEN,” kata Supomo.

Sementara sesepuh Ponpes Al Ittifaq KH Fuad Affandi menjelaskan, Koppontren Al Ittifaq yang berdiri pada 6 Juni 1997, memiliki total aset per Desember 2019 sebesar Rp43,5 miliar. “Kita bergerak di sektor usah pertanian dan peternakan domba dan sapi,” kata KH Fuad.

Koppontren Al Ittifaq menghasilkan beberapa komoditas unggulan, seperti jeruk dekompon, horenzo (bayam Jepang), cabai, wortel Sinkuroda, Butter Nut Pumpkin (Labu madu), dan jagung. Pemasok hasil pertanian terdiri dari 270 orang petani binaan yang tersebar di Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Cianjur. (tety)

Leave a Comment