Possore.com – Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jenderal Gatot Nurmantyo blak-blakan meminta tolong kepada pemuda atau mahasiswa untuk menyelamatkan masa depan Indonesia. “Wahai pemuda, jangan abai terhadap situasi bangsa. Saya ulangi, pemuda jangan abai terhadap situasi bangsa,” jelasnya.
“Dan Tolong selamatkan masa depan Indonesia! Bangkit atau punah!” pungkas Gatot yang juga mantan Panglima TNI itu sebagaimana dikutip fajar NEWS, Jumat (24/9)
Statemen Gatot ini tidak ada hubungannya dengan gerakan mahasiswa, khususnya yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Indonesia yang kemarin mengancam dan mengultimatum Presiden Jokowidodo. Dalam orasi ilmiahnya pada sidang senat Universitas Cokroaminoto Jakarta di Hotel Sahid pekan ini, Gatot mengemukakan, Indonesia merdeka dengan nilai-nilai budaya yang kental. Begitu juga nilai-nilai luhur yang diwariskan sejak zaman dulu.
Salah satu nilai luhur itu adalah warisan konstitusi UUD 1945. Desain UUD itu sejatinya adalah harapan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak mengulang kisah di masa terjajah.
“Bahwa yang mendesain, yang merumuskan UUD 1945 termasuk pembukaannya, nuansanya bahwa saya ini mengalami bangsa terjajah, bangsa yang susah bahkan mengorbankan jiwa dan raga dengan niat anak cucu saya tidak mengalami seperti saya,” ungkapnya.
Sebab itu, Gatot mengingatkan segenap pemuda untuk bisa menjaga Indonesia. “Pemuda harus dapat tetap menjaga bahkan harus segera bangkit mengembalikan ikatan kebangsaan dan nasionalisme Indonesia,” ujarnya.
Hal tersebut harus dilakukan para pemuda ketika kondisi Indonesia terancam tercabik-cabik. ‘’Silakan analisis sendiri apakah Indonesia terancam atau tidak?” tegas Gatot kemudian.
“Ketika bangsa terancam, saatnya mahasiswa bangkit,” sambungnya.
Gatot Nurmantyo menilai, bahwa tatanan berbangsa dan bernegara di masa kini dan ke depan sepenuhnya kembali pada diri kita semua, seluruh kekuatan bangsa Indonesia, khususnya berada di pundak generasi muda, penerus masa depan bangsa.
Ultimatum Presiden
Sementara itu, Badan Eksekutif Mahasiswa se-Indonesia disingkat BEM SI bersama Gerakan Selamatkan KPK (Gasak) meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk segera bersikap dan mengangkat 56 pegawai KPK yang tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) menjadi ASN.
Sikap tersebut disampaikan BEM se-Indonesia bersama Gasak menyusul surat yang dikirimkan kepada Jokowi. Dengan menggunakan bahasa mengultimatum, mereka mengancam akan melakukan aksi turun ke jalan bila Jokowi tidak mengangkat Novel Cs menjadi ASN dalam waktu 3×24 jam.
“Kami aliansi BEM seluruh Indonesia dan Gasak memberikan ultimatum kepada Presiden Jokowi untuk berpihak dan mengangkat 56 pegawai KPK menjadi ASN dalam waktu 3×24 jam tercatat sejak hari ini 23 September 2021,” isi keterangan surat yang sudah beredar di media massa itu. (lya/fajar/GenPi)
