JAKARTA (Pos Sore) — Kementerian Luar Negeri Belanda melalui Orange Knowledge Programme (OKP) berkomitmen mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang inklusif di Indonesia. Hal ini dilakukan dengan program peningkatan kapasitas berupa beasiswa, program pelatihan dan kerjasama institusi.
Orange Knowledge Programme (OKP)
merupakan program lima tahunan (2017-2022) dari Kementerian Luar Negeri Belanda. Program ini bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang inklusif di 54 negara berkembang, termasuk Indonesia.
Guna mencapai tujuan ini, upaya peningkatan kapasitas organisasi dan individu menjadi hal utama. Beasiswa OKP diimplementasikan melalui tiga instrumen utama, yaitu beasiswa individu, program pelatihan dan kerjasama institusi.
Prioritas tema bagi Indonesia untuk program ini adalah Keamanan dan Supremasi Hukum (Security and Rule of Law), Air (Water) dan Ketahanan Pangan (Food Security). Penentuan tema ini didasarkan pada prioritas kerjasama bilateral antara Indonesia dan Belanda serta serangkaian kegiatan konsultasi dengan pemangku kepentingan yang ada di Indonesia.
Pada awal 2020 ini OKP membuka kesempatan bagi warga negara Indonesia untuk melanjutkan program studi Master dan juga kursus singkat (short course) bagi para profesional yang bekerja di bidang-bidang prioritas OKP.
Hingga tahap akhir periode pendaftaran beasiswa, Nuffic menerima 290 aplikasi beasiswa yang memenuhi pra-syarat kelengkapan dokumen dan kesesuaian tema prioritas dengan program studi tujuan dari pelamar asal Indonesia.
Setelah melalui proses seleksi substansi, sebanyak 22 orang kemudian dinyatakan memenuhi kualifikasi dan berhak mengikuti program studi Master dan kursus singkat di Belanda. Dari 22 total penerima beasiswa individu OKP di tahun 2020 ini, 6 penerima beasiswa akan melakukan studi program master dan 16 penerima beasiswa lainnya akan mengikuti program short course.
Enam orang penerima beasiswa program master OKP akan melajutkan studi pada bidang HAM, Resolusi Konflik, Reforma Agraria, Teknik Sumberdaya Air, Hukum Bisnis Internasional, serta Hukum Perdagangan dan Investasi Internasional di universitas-universitas seperti ISS Institute of Social Studies, IHE Delft Institute for Water Education, Tilburg University dan University of Amsterdam.
Sementara bagi para penerima beasiswa short-course, para penerima beasiswa ini akan mengikuti kursus singkat selama 2-6 minggu pada bidang-bidang yang termasuk ke dalam tema prioritas OKP di antaranya tata kelola sumberdaya air, penginderaan jauh pada sektor pengairan, manajemen & resolusi konflik.
Selain itu, ketahanan pangan & perubahan iklim di institusi-institusi seperti The Hague Academy for Local Governance, IHE Delft Institute for Water Education, Van Hall Larenstein University of Applied Sciences, Wageningen University, Radio Nederland Training Centre, serta MDF Training and Consultancy.
Secara spesifik, para penerima beasiswa datang dari berbagai macam latar belakang seperti instansi pemerintah, universitas, lembaga penelitian, LSM, praktisi media hingga sektor swasta.
Menurut keterangan Wahyu Budhi selaku OKP Country Programme Manager di Indonesia, antusiasme masyarakat Indonesia untuk mencari beasiswa sekolah ke Belanda terbilang masih cukup tinggi hingga tahun ini. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya masyarakat Indonesia, terutama para profesional muda yang melamar beasiswa untuk sekolah ke Belanda.
Selain program beasiswa individual yang diberikan kepada para profesional, program OKP di Indonesia juga membuka kesempatan kepada instansi-instansi di Indonesia untuk mengirimkan proposal dana hibah pelatihan Tailor-Made Training+ (TMT+).
TMT+ merupakan program pelatihan yang diperuntukan bagi institusi di Indonesia yang bidang kerjanya sesuai dengan tema prioritas OKP di Indonesia, serta memiliki keahlian khusus terkait dengan topik TMT+ yang dipublikasikan.
Dalam kesempatan call for proposals kali ini, OKP di Indonesia membuka kesempatan bagi para institusi untuk mengirimkan proposal program pelatihan pada bidang keamanan siber (cybersecurity) dan penguatan petugas lembaga pemasyarakatan (probation officers & prison reform) dengan masing-masing dana hibah yang tersedia untuk tiap topik proposal yang disetujui maksimal sebesar € 400.000 atau sekitar Rp. 6.800.000.000, -.
Dalam keterangannya lebih lanjut, Wahyu menambahkan, batas waktu penerimaan proposal adalah pada 8 September 2020 untuk proposal dengan tema probation officers & prison reform, sementara untuk topik cybersecurity, batas waktu pengiriman proposal adalah pada 10 September 2020.
Keterangan lebih lanjut mengenai penerimaan proposal dana hibah ini dapat dilihat pada tautan . (tety)