02/11/2025
AktualEkonomi

Bakau Bertumbuh, BULOG Wujudkan Komitmen Lingkungan di Tanah Konawe

POSSORE.ID, Konawe — Pagi itu, di tepian Desa Tapulaga, Kecamatan Soropia, embun masih menempel di dedaunan ketika puluhan orang berkumpul di pesisir. Ombak berkejaran kecil di kaki pantai, seolah ikut menyambut datangnya kehidupan baru — 1.000 bibit mangrove yang akan menancap di tanah basah, menandai babak baru bagi pesisir Konawe, Sulawesi Tenggara. Di sinilah, langkah-langkah hijau Perum BULOG kembali berpijak, lewat program BULOG Peduli Hijau.

Program ini bukan sekadar kegiatan seremonial menanam pohon. Di baliknya, tersimpan semangat besar untuk menjaga keseimbangan alam, melindungi pesisir, dan merawat kehidupan yang bersandar di atasnya. Seperti pepatah tua, “Siapa menanam, dia menumbuhkan harapan.” Dan harapan itulah yang kini pelan-pelan tumbuh bersama rimbunnya mangrove di Tapulaga.

Kegiatan penanaman kali ini merupakan lanjutan dari upaya yang telah dimulai sejak Februari 2025, kolaborasi antara Perum BULOG dengan Langkoe Diving Club (LDC) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo. Di lokasi yang sama, semangat gotong royong antara BUMN, akademisi, aparat, dan masyarakat kembali berpadu. Hadir pula Direktur SDM dan Umum Perum BULOG, Sudarsono Hardjosoekarto, yang secara simbolis menanam bibit pertama — langkah kecil dengan dampak besar.

“Sebagai BUMN yang berperan dalam ketahanan pangan nasional, BULOG juga memiliki tanggung jawab moral terhadap keberlanjutan lingkungan,” ujar Sudarsono dalam sambutannya. “Ketahanan pangan tidak akan tercapai tanpa ketahanan lingkungan yang terjaga.”Kalimat ini sederhana, namun mengandung makna mendalam: menjaga alam adalah menjaga kehidupan itu sendiri.

Hadir pula dalam kegiatan itu Pemimpin Wilayah BULOG Sulawesi Tenggara, Benhur Ngkaimi, bersama jajaran, Kapolsek Soropia IPDA Firman Akbar, Danramil Lettu Inf. La Ode Suharlin, Camat Soropia Muhammad Husain,serta Kepala Desa Tapulaga, Marhaban, bersama karang taruna setempat. Kolaborasi lintas sektor ini menjadi simbol kuat bahwa pelestarian lingkungan tak bisa berdiri sendiri — ia memerlukan tangan banyak pihak, hati yang seirama, dan tekad yang sama.

Dan hasilnya mulai terlihat. Dari penanaman sebelumnya, kini barisan mangrove di pesisir Tapulaga tumbuh rimbun. Akar-akar yang menjulur di lumpur bukan sekadar menahan abrasi, tetapi juga menjadi rumah baru bagi ikan, kepiting, dan biota laut lain. “Manfaatnya sudah sangat terasa,” tutur Anang, Ketua Langkoe Diving Club. “Selain menahan abrasi, mangrove membantu nelayan. Ikan dan kepiting semakin banyak, ekonomi warga pun ikut hidup.”

Cerita dari Tapulaga ini menjadi cermin bahwa kepedulian lingkungan tak berhenti di kata-kata. Ia hidup di tanah, di air, di naungan daun-daun bakau yang kini tumbuh subur. Di setiap pohon mangrove yang berdiri, ada jejak niat baik untuk bumi, ada doa untuk masa depan yang lebih hijau.

Melalui program BULOG Peduli Hijau, BULOG berharap dapat menumbuhkan kesadaran kolektif tentang pentingnya keseimbangan alam. Penanaman mangrove bukan hanya upaya menjaga pesisir dari abrasi, tetapi juga langkah nyata mengurangi dampak perubahan iklim dan memulihkan kawasan yang rentan.

Perum BULOG percaya, pelestarian lingkungan adalah bagian dari pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Karena bumi yang sehat adalah fondasi bagi pangan yang cukup dan kehidupan yang layak.

Di pesisir Tapulaga, 1.000 bibit mangrove telah ditanam. Tapi sejatinya, yang tumbuh jauh lebih banyak: tumbuh rasa peduli, tumbuh semangat menjaga bumi, dan tumbuh harapan — bahwa masa depan hijau Indonesia bukanlah mimpi, melainkan sesuatu yang sedang dikerjakan bersama, hari ini. (aryodewo)

Leave a Comment