JAKARTA (Pos Sore) — Ketua Dewan Pimpinan Satuan Tugas Anti Narkoba (DPP SAN), Anhar Nasution, meminta Gubernur DKI Jakarta untuk tidak membuka hiburan malam selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tempat hiburan dinilai sangat sulit untuk bisa menjaga jarak dan menerapkan pembatasan sosial.
“Coba bayangkan saat karokean. Bagaimana menyanyi terpisah, apa rasanya, belum lagi saat clubbing, mau bagaimana berjoget dengan berjarak. Belum lagi saat memakai jasa pemandu lagu, Anhar menyebutkan penggunaan physical distancing sulit dilakukan. Para pelanggan enggan rugi karena harus duduk berjauhan,” kata Anhar, Senin (13/7/2020).
Termasuk saat membuka gerai pijat, Anhar menyebutkan gerai ini sulit menerapkan physical distancing. Pasalnya sentuhan kulit antara lengan tangan tubuh pelanggan terjadi. Sehingga menjadi rawan akan penyebaran Covid-19. “Jadi kalau saran saya mending ditunda dulu,” ucapnya.
Terlebih saat ini, kata Anhar, di Jakarta sendiri angka positivity rate-nya melonjak dari 4 sampai 5 persen sekarang sudah 10,5 persen. Karena itu, dirinya melihat bila tak diantisipasi betul maka lonjakan pasien positif bisa tak terkendali.
Sikap senada juga diungkapkan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani, yang meminta agar tempat hiburan tak dibuka saat PSBB transisi. Zita meminta agar Anies lebih memprioritaskan membuka sekolah terlebih dahulu agar para siswa bisa belajar secara tatap muka.
Jika Anies tetap ngotot membuka hiburan malam sebelum sarana pendidikan pada PSBB transisi tahap kedua nanti, PAN menyatakan untuk menolak kebijakan tersebut. “Nah, itu saya tolak keras, jangan sampai tempat hiburan dibuka sebelum pendidikan dibuka. Bila itu terjadi, saya akan kritik dan tolak keras,” kata Zita. (tety)