JAKARTA (Pos Sore) — Angka kematian ibu (AKI) masih tinggi, yaitu 358/100.000. Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi, pun mengaku, pesimis Indonesia bisa mencapai target Millenium Development Goals 2015 (MDG’s) untuk penurunan AKI sebesar 158/100.000 kelahiran.
“Angka kematian bayi memang sudah menurun tapi angka kematian ibu masih tinggi, padahal tahun 2010 sempat menunjukkan penurunan, tapi kenapa malah meningkat pada tahun 2013,” kata menkes, usai menghadiri Press Conference The Global Fund 31 Board Meeting, di Jakarta, Rabu (5/3).
Melihat kondisi ini, pemerintah pada tahun ini akan memperbaiki data kematian ibu di daerah yang AKI-nya meningkat. Dengan begitu, data yang ada tak hanya berpatokan pada hasil survei saja.
“Betul-betul didata ibu meninggal kenapa karena hamil atau bersalin atau karena kecelakaan. Angka ini harus dicapai sedekat mungkin dengan kenyataan. Kalau survei kan hanya perwakilan,” tandasnya.
Pemerintah, katanya, segera memberlakukan kebijakan terkait AKI dan AKB dengan fokus pada sembilan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak. Diperlukan pula edukasi bagi ibu sebelum hamil serta perbaikan gizi selama kehamilan.
Masalah lainnya yang menonjol yaitu kebutuhan air bersih dan program KB. Terlebih selama 10 tahun penggunaan alat kontrasepsi masih stagnan. “Hamil di bawah usia 20 tahun itu bahaya, tapi justru angka kehamilan perempuan di bawah 20 tahun meningkat,” ungkapnya. (tety)