AHY
JAKARTA (Possore) — Pemerhati politik Emha Hussein AlPhatani menilai Agus Harimurtri Yudhoyono (AHY) mulai kehilangan kendali dan membabibuta menyerang kubu Demokrat KLB yang sedang nenunggu hasil Peninjauan Kembali (PK) di Mahkamah Agung (MA)
Menurut AlPhatani, apa yang ditempuh oleh kelompok PD KLB adalah suatu kewajaran bagi insan pencari keadilan. Sebab sebagaimana diketahui, PD KLB sudah sejak dua tahun lalu menempuh jalur hukum untuk mencari keadilan, karena mereka merasa Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar tahun 2021 lalu kontitusional dan tidak bertentangan dengan UU Partai Politik.
“Gegabah kalau AHY menuding upaya PK yang dilakukan ini didasarkan pada berbagai agenda. Itu pernyataan yang sangat keliru dan menunjukkan kuaslitas AHY sebagai figur yang sangat belum matang dalam berpolitik,” tanda AlPhatani.
Apalagi, lanjut AlPhatani, jika dikait-kaitkan dengan pencalonan Anies Baswedan sebagai Capres di mana Demokrat kubu Cikeas adalah salah satu partai pendukung Anies bersama Nasdem dan PKS.
Memang, AHY patut khawatir sebab jika sampai Demokrat berpindah kiblat dari Cikeas ke Menteng maka koalisi Perubahan Untuk Persatuan (KPP) bakal bubar jalan karena kekurangan kaki penyanggah di DPR.
Di lain sisi, angan-angan AHY untuk bertengger di pemerintahan pun akan sirna. Sebagaimana diketahui, anak muda yang satu ini memiliki ambisi yang cukup besar untuk bermain di kolam eksekutif meskipun pengalaman politiknya masih sangat cetek dibanding adiknya sekalipun.
Terkait bebasnya mantan Ketum PD Anas Urbaningrum dari masa tahanan panjangnya di balik jeruji besi, AlPhatani pun mengingatkan AHY untuk tidak asal bunyi (Asbun). Apalagi menuding kubu PD KLB di bawah pimpinan Jend (Purn) Moeldoko mengadu domba antarmereka.
“Tidak masuk akal dan sangat terlihat kekanak-kanakan. Mana mungkin PD KLB mengadu domba ?”
Hal senada juga diungkap Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika DPP PD hasil KLB, Saiful Huda Es. Menurutnya Sangat tidak mungkin Demokrat KLB mengadu domba Anas Urbaningrum (AU) dengan Partai Demokrat Cikeas.
Sebab, Partai Demokrat baik yang dipimpin oleh Moeldoko maupun AHY, tidak pernah melakukan kejahatan apapun, termasuk kejahatan politik terhadap AU.
Yang ada dan sangat jelas pernah terjadi adalah kudeta SBY terhadap AU dari Ketum Partai Demokrat, dan menghilangkan seluruh pendiri Partai Demokrat yang berjumlah 99 orang, kecuali almarhum Ventje Rumangkang.
SBY tidak malu-malu mengangkat dirinya sendiri sebagai Ketum Partai Demokrat, setelah AU dinyatakan sebagai tersangka oleh KPK akibat pemaksaan SBY melalui operator politiknya di KPK.
Jadi itu artinya sama dengan SBY memerintahkan pada dirinya sendiri untuk menjadi Ketum Partai Demokrat, konyol tidak itu? Kata Saiful.
Setelah itu, SBY “menghabisi” seluruh loyalis AU yang menjadi Pengurus Partai Demokrat di berbagai tingkatan, baik di tingkat Pusat, Provinsi, maupun Kota dan Kabupaten. Inilah sejatinya begal partai berkedok malaikat .
Terkait tudingan PD hasil KLB mau menjegal Anies Baswedan sebagai Bacapres, itupun merupakan tuduhan yang ngawur. Fokus utama PD KLB saat ini adalah memenangkan upaya hukum terakhir (PK), yang sudah diajukan oleh DPP Partai Demokrat KLB 3 Maret 2023 yang lalu.
“PD KLB belum berpikir jauh soal capres-capresan. Demokrat KLB tentu sangat perlu untuk menjalin komunikasi yang baik dengan pimpinan partai-partai lainnya,” ujarya.
Agar kehadiran kepengurusan baru Partai Demokrat KLB, lanjutnya, dapat menjadi penyejuk dan juru damai bagi pertikaian masyarakat hingga elit partai politik yang tiada habis-habisnya, sebagai imbas dari pertarungan besar politik nasional 2014 dan 2019. (**)