14 C
New York
27/10/2024
Aktual Gaya Hidup

Ada “Pasar Terapung” di Festival Banjar 2019

JAKARTA (Pos Sore) — Wakil Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Resnawan dan Wakil Menteri Luar Negeri A.M Fachir, membuka secara resmi perhelatan Festival Banjar 2019′ di Museum Nasional, Jakarta, Jumat (19/7). Kegiatan yang menampilkan beragam budaya Kalimantan Selatan ini berlangsung selama tiga hari.

Event yang untuk kedua kalinya diadakan ini mengangkat tema “Penguatan Nilai Nilai Budaya Banjar”. Festival budaya ini amat menarik bagi warga asing. Setidaknya kehadiran perwakilan kedutaan besar negara lain di event ini mengisyaratkan jika beragam budaya Banjar amat dikagumi masyarakat luar negeri.

Ketua Panitia Pelaksana Festival Banjar 2019 DR. Hj. Rosiyati MH Thamrin, SE, MM, mengatakan, Festival Banjar 2019 diadakan dalam rangka mempromosikan budaya Banjar serta potensi dan destinasi pariwisata di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Karenanya, event yang mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) bersama seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota di Bumi Lambung Mangkurat, dihadiri sejumlah perwakilan kedutaan besar asing. Sebut saja Vietnam, Malaysia, Australia, Belanda, dan sejumlah negara lainnya.

Adapun 13 kabupaten/kota yang ada di Kalsel adalah Kabupaten Balangan, Banjar, Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, Kotabaru, Tabalong, Tanah Bumbu, Tanah Laut,Tapin, Banjarbaru dan Banjarmasin. Masing-masing kabupaten/kota membawa kuliner, budaya dan kerajinan khasnya.

Even yang berlangsung pada 19-21 Juli itu pun dihiasi sedikitnya 41 jukung (perahu kecil) Pasar Terapung. Seolah-olah pengunjung yang hadir dalam festival ini berada di Pasar Terapung sesungguhnya. Terlebih di dalam masing-masing jukung diisi dengan aneka “dagangan”.

Mulai dari makanan yang menjadi ciri khas masing-masing daerah yang berada di wilayah Kalsel, buah-buahan, kerajinan tangan, hingga jilbab, dan kebutuhan lainnya. Pasar Terapung sendiri telah menjadi salah satu destinasi wisata favorit Kalsel.

Kalimantan Selatan memiliki tradisi Pasar Terapung Banjarmasin. Tetapi gaungnya masih kalah dengan Pasar Terapung Thailand. Padahal Pasar Terapung Kalsel justeru lebih indah, lebih unik dan eksotik.

“Kami membawa Pasar Terapung ke Kota Jakarta, supaya masyarakat dari manapun bisa melihat dan mendapat gambaran seperti apa Pasar Terapung yang kami punya. Yang pasti jauh lebih bagus dari pada Pasar Terapung Thailand,” kata Ketua Panitia Festival Banjar 2019, Dr Rosiyati Thamrin.

Pasar Terapung lanjut Rosiyati, adalah pasar tradisional yang letaknya di atas sungai Barito dan buka antara pukul 06.30 sampai pukul 08.00 WIT. Para pedagang dan pembeli yang ada di sini ke semuanya menggunakan sarana transportasi jukung (perahu) untuk menjajakan dan mencari barang dagangannya.

“Biasanya para wisatawan yang datang ke Kota Banjarmasin pasti menyempatkan diri untuk mengunjungi pasar terapung ini karena pasar ini merupakan pasar unik yang hanya ada satu di Indonesia yaitu di Kota Banjarmasin,” tukas Rosiyati.

Maka untuk lebih mengenalkan tradisi Pasar Terapung khas Banjarmasin ke masyarakat Indonesia dan manca negara, festival Banjar perlu dijadikan program rutin tahunan Pemprov Kalsel.

“Kita ingin Festival Banjar ini yang mempromosikan wisata Kalimantan Selatan tidak sebatas lingkup nasional tetapi juga manca negara. Kita ingin menunjukkan Indonesia adalah Kalimantan,” tutur Rosiyati yang juga pengurus Kadin Jakarta.

Rosiyati berharap setelah dilakukan berbagai promosi, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kalsel mengalami kenaikan secara signifikan. Tentunya ini harus dibarengi dengan kesiapan masing-masing kabupaten/kota baik secara infrastruktur, SDM maupun paket-paket wisata yang akan dijual.

Sebagaimana yang disampaikan Wagub Kalsel, Rosi mengatakan, setelah promosi seperti ini, Kalimantan Selatan harus segera bebenah. Pariwisata akan maju jika didukung infrastruktur yang memadai serta destinasi wisata yang bagus. Destinasi wisata bisa dari alam, budaya maupun kulinernya.

Festival Banjar 2019 ini dimeriahkan dengan berbagai kegiatan yang melukiskan keberagaman Kalsel. Mulai dari atraksi replica Pasar Terapung, karya seni rupa instalasi pertunjukan Doa bagi Bumi, penampilan seni, silaturahim Bubuhan Banjar Sedunia, bazzar dan expo, bandandaman kuliner Banjar, pentas seni budaya Banjar dan Dayak Meratus, karnaval budaya Banjar dan Dayak Meratus, serta atraksi pembangunan mahligai tuntung sehari.

Saat membuka resmi Fastival Banjar 2019, wagub berharap even ini dapat memberikan multi efek bagi pengembangan pariwisata di Kalsel termasuk tumbuhnya iklim investasi dan tumbuhnya ekonomi kreatif.

“Kalimantan Selatan memiliki berbagai suku salah satunya Dayak Meratus. Semua memiliki budaya dan seni yang berbeda. Ini adalah potensi wisata yang bisa dijual,” kata Rudy.

Karena itu, pihaknya akan terus memfasilitasi upaya-upaya promosi untuk mengenalkan pariwisata, budaya dan seni yang ada di Kalsel. Baik melalui kegiatan nasional maupun yang bersifat internasional.

“Tentu kami berharap para bupati dan walikota menyiapkan diri. Sebab promosi biasanya akan mendatangkan hasil berupa kenaikan angka kunjungan wisatawan,” jelasnya.

Hal yang perlu dipersiapkan para Bupati dan Walikota antara lain infrastruktur, paket wisata, SDM dan sarana pendukung lainnya. Menjual paket wisata lengkap dengan transportasi, hotel dan kulinernya tentu akan jauh lebih menarik bagi wisatawan terutama wisatawan mancanegara.

“Silakan disiapkan semua. Bikin paket wisata, kita akan dukung penuh,” ujarnya.

Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mochamad Fachir. Dalam sambutannya ia mengatakan bahwa menjual paket wisata memberikan nilai tambah yang lebih jelas bagi warga.

“Kalau perlu siapkan paket tour diplomatic untuk para dubes negara sahabat. Ini penting sebagai bagian dari promosi wisata Kalsel,” jelasnya.

Dalam even tersebut Fachir mengaku sengaja mengundang perwakilan Negara sahabat. Tujuannya agar promosi wisata Banjar tidak sekedar bergaung di tingkat nasional tetapi juga merambah ke mancanegara.

Dengan semangat “Wonderful Kalsel, The Legend of Borneo”, event ini menghadirkan potensi pariwisata, ekonomi kreatif dan investasi di Kalsel. Dan diharapkan mampu menarik perhatian tidak hanya di tingkat nasional namun hingga mancanegara

Festival Banjar ini upaya dari Kemlu RI dengan misi diplomasi publik untuk mempromosikan potensi daerah ke panggung nasional dan internasional. Karena itu, Fachir berharap, ini akan dijadikan contoh bagi daerah-daerah lain ke depannya untuk mengembangkan potensi daerah yang ada.

“Jadi, ini ceritanya bagaimana membawa membawa potensi, membawa citra, membawa tradisi kearifan lokal di panggung nasional untuk kemudian diketahui oleh masyarakat internasional,” tegas Wamenlu.

Menurutnya,Festival Banjar merupakan etalase yang mencerminkan citra, potensi, dan kemajuan urang Banua di ibukota negara. Selain bertujuan untuk melestarikan budaya dan kearifan lokal, festival ini juga menjadi ajang promosi Kalimantan Selatan di berbagai bidang, terutama ekonomi dan pariwisata.

Selain menghadirkan kegiatan expo, Festival Banjar juga dirangkai dengan kegiatan silaturrahmi warga banjar yang bermukim di Jabodetabek yang rutin diselenggarakan oleh Kerukunan Bubuhan Banjar (KBB) Jabodetabek. (tety)

Leave a Comment