‘
NEW YORK — Kelompok penganjur muslim terkemuka di Amerika, CAIR menyambut gembira putusan ABC Family untuk membatalkan serial drama kontroversial “Alice in Arabia” setelah mendapat kritikan lantaran menjelek-jelekkan orang muslim. “Kami menyambut gembira putusan saluran televisi ABC Family dengan merespons kekhawatiran masyarakat dengan cara membatalkan rencana penayangan program itu karena mempromosikan stereotip etnis dan agama,” jelas Hussam Ayloush, Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Islam-Amerika CAIR cabang Los Angeles.
“Kami juga berterima kasih kepada semua orang yang menyuarakan keprihatinan mereka akan isu ini, dan terutama terima kasih kepada Komite Anti-Diskriminasi Arab-Amerika dan Dewan Urusan Publik Muslim,” tambahnya.
Berbagai kecaman muncul setelah jaringan televisi Amerika, ABC Family mengumumkan tiga program pilot yang akan ditayangkan, termasuk satu program bernama ‘Alice in Arabia’. Drama ini mengisahkan seorang remaja perempuan Amerika yang ‘diculik’ oleh keluarga besarnya dan dipaksa tinggal di Arab Saudi setelah kematian kedua orangtuanya. Gadis remaja ini hidup seperti dipenjara di Saudi dan kemudian mengalami berbagai situasi dan kehidupan sehingga ia berniat kabur dan menemukan jalan kembali pulang ke Amerika dengan berbagai cara.
Gugatan sudah diajukan beberapa kelompok hak-hak sipil, termasuk Komite Diskriminasi Arab-Amerika ADC dan CAIR. “Dengan memburu pertunjukan pilot itu, Walt Disney Company bersama dengan ABC Family, terus mengobarkan stereotip membahayakan, orientalisme dan Islamfobia,” papar Presiden ADC Samer Khalaf dalam surat kepada para eksekutif ABC 19 Maret lalu.
ADC menilai penggambaran masyarakat Arab yang terhormat sebagai para penculik dan penindas wanita justru semakin memperkuat penggambaran stereotip berbahaya tentang masyarakat sebagai pencuri, penjahat, orang yang suka melakukan kejahatan, menawan dan mengadili orang lain. Namun ADC menyanggah tuduhan itu dan menganggap bahwa proyek itu tidak semestinya dinilai hanya dengan melihat sinopsis singkat.
Setelah mendapatkan naskah aslinya, kekhawatiran itu memang benar. Para pemimpin muslim Amerika mengatakan bahwa pertunjukan itu merupakan kasus terakhir dari serangkaian episode diskriminasi anti-Islam dalam dunia Hollywood Amerika. “Orang Arab digambarkan satu dari tiga B yaitu biliuner, penari perut (bellydancer) atau pembom (bomber),” kata Direktur bidang Hukum ADC Abed Ayoub kepada BuzzFeed. Ayub mengimbau jaringan lain untuk mendekati masyarakat Arab Amerika guna menghindari kecaman atas gagasan proyek seperti itu. Sedangkan Khalaf juga sependapat dengan penyebaran sentimen tentang misreprensentasi Arab dalam kebudayaan Amerika.
“Ironisnya, itu adalah satu-satunya film yang mewakili karakter Arab dalam program televisi. Anehnya, karakter yang semestinya orang Palestina, namun aktornya orang Amerika keturunan India. Saya teringat film Hollywood tahun 1940-an. Mereka umumnya menampilkan orang Arab sebagai teroris namun menampilkan aktor orang Amerika keturunan Asia Timur dengan aksen Inggris. Khalaf juga menyinggung film animasi klasik Walt Disney tahun 1992 yang berjudul Aladdin dan menggambarkan orang Arab sebagai orang barbar. Hingga kini film Aladdin ditampilkan dalam drama musik di panggung Broadway dengan penggambaran yang sama.(onislam/arabnews/meidia)